Translate

Thursday, 19 November 2015

pidato tentang kenakalan remaja

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat serta karunia-Nya sehingga kita bisa berkumpul bersama di hari yang berbahagia ini.

Shalawat dan shalam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kami semua.

Dan kepada yang terhorhat Bapak / Ibu ................. yang saya hormati, dan teman-teman yang saya cintai, kita tentunya tahu dan menyadari betapa banyak terjadinya kenalakan remaja saat ini, dengan berbuat negatif dan menyimpang. Seperti sudah mengenal rokok, minum-minuman keras dan narkoba yang pada awalnya hanya mencoba dan lama-lama menjadi kecanduan. Adapun dari kenakalan remaja ini di sebabkan karena kesalahan orang tua dalam cara mendidik atau orang tua terlalu sibuk sehingga tidak sempat memperhatikan anaknya, atau juga karena pergaulan remaja saat ini yang sudah terjerumus dengan pergaulan yang salah. Boleh saja kita mempunyai banyak teman, tapi kita juga harus berhati-hati dalam memilih teman agar kita tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah.

Masih banyak lagi pergaulan remaja yang terpengaruh oleh pergaulan yang salah, seperti tawuran, genk motor, mabuk-mabukan. Mari kita jauhi perilaku-perilaku tersebut, karena perilaku tersebut hanya akan merugikan diri sendiri, orang tua, teman dan juga bangsa. 

Teman-temanku yang saya cintai, selektiflah dalam berteman dan ingatlah bahwa tidak ada satupun orang tua yang menginginkan anaknya berperilaku buruk apalagi sampai menyimpang. 

Demikian pidato yang saya sampaikan. Apabila ada kesalahan dalam berkata, saya mohon ma'af.


                                                                   وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ

pidato tentang tata tertib berlalu lintas

Assalamu’alaikum Wr. Wb

اَصَّلَةُ وَسَلَمْ ءَلَي أَسْرَفِيْلُ , اَنْبِيئِ َالْمُرْ سَلِيْنَ وَءَلَي اَلِهِ وَصَّبِيْهِ اَجْمَيْنِ اَمَّا بَعْدُ
Yang terhormat Bapak kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Jombang.
Yang saya hormati Bapak/ Ibu guru, teman-teman yang saya sayangi.
          Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga kita bisa berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat wal’ afiat. Tak lupa shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan terang benderang yakni Addinul Islam Wal iman.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih atas kesempatan yang sudah diberikan pada saya untuk mengemukakan pidato yang bertemakan Mari Disiplin Berlalu Lintas.
Saudara-saudaraku rahimmakumullah.
Berbagai aturan, himbauan, dan tata cara berlalu lintas yang baik sudah sering kita jumpai di berbagai sudut jalan. Mulai dari menggunakan helm standart, menyalakan lamu motor di siang hari, memakai sabuk pengaman bagi pengendara mobil dan lain lain. Berbagai himbauan ini di deskripsikan dalam bentuk gambar agar mudah di pakami oleh masyarakat selain itu, bagi pelanggarnya juga di cantumkan. Harapannya pengguna jalan akan memiliki daya patuh yang tinggi terhadap aturan lalu lintas.
Hadirin rahimatumullah
Begitu pula dalam keberataan trafic light dan rambu-rambu lalu lintas bertujuan agar lalu lintas berjalan dengan aman dan tertib. Namun sayangnya kesemua atribut himbauan dan sarana di abaikan. Kita tentu sering melihat bagaimana pengendara melanggar lampu merah yang seharusnya berhentik, tidak menggunakan helm, menelpon sambil menyetir dan lain lain. Hal seperti itu sering dianggap remeh padahal tidak sedikit kecelakaan lalu lintas terjadi justru di sebabkan oleh hal-hal kecil akibatnya tidak hanya merugikan pelaku tetapi pengguna jalan lain juga bisa menjadi korban. Tidak hanya korban luka-luka tetapi juga ada yang harus kehilangan nyawa.
Tidak hanya himbauan dan sarana prasarana lalu lintas yang tidak di indahkan prasyarat dalan berlalu lintas juga kadang di abaikan. SIM misalnya, masih ada pengendara yang belum memilikinya terlebih anak-anak yang belum memilikinya namun di biarkan bebas menggunakan kendaraan. Akibatnya tidak sedikit pelajar yang menjadi korban atau pelaku lakalantas. Pada dasarnya SIM merupakan instrumen prefentif lakalantas, orang yang memiliki SIM diharapkan sudah mendapatkan pengetahuan berlalu lintas yang baik sehingga lebih cakap dan disiplin di jalan raya.
Hadirin rahimmatumullah
Demikian pidato yang dapat saya sampaikan. Terima kasih atas perhatiannya. Mohon ma’af apabila ada kesalahan kata. Akhirul kalam

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Thursday, 12 November 2015

Ide Unik dan Aneh Tapi Kreatif dari berbagai barang bekas

Wahai guruku

Allah ciptakan matahari,Yang tak pernah bosan bersinar
Seperti halnya semangat dan kasih sayangmu dalam mendidik kami
Wahai guruku...

Allah ciptakan bulan untuk menyinari malam
Seperti halnya engkau guru
yang selalu membimbing dan menerangi kami dengan berbagai ilmu
Wahai guruku....

Allah ciptakan bintang dimalam hari sebagai penghias
Seperti halnya engkau
yang selalu menghiasi hari-hariku dengan indah
Wahai guruku....

Allah ciptakan bunga yang sangat harum
seperti halnya engkau guru
yang telah memberikan keharuman untuk hari-hari kami
selama kami bermain dan belajar di sekolah
Wahai guruku....

Pahlawan kami

Kau adalah pelita bagi hidup kami
Tanpamu kami tetap akan menjadi orang bodoh
Orang yang tak tahu apa apa
Orang yang tertinggal akan kemajuan ilmu jaman

Langkahmu tak pernah lelah
Menuju sebuah bangunan kecil di desa
Bangunan yang disebut sekolah
Desa yang jauh dari keramaian dan terpencil

Kau yang datang dari jauh
Memakai baju yang rapi
Pagi-pagi buta kau datang menuju sekolah
Melawan dinginnya hawa pagi

Yang bahkan ayampun baru berkokok
Dan mungkin kami yang tinggal dekat sekolah
Masih tertidur
Kau sudah mengayuhkan sepedamu

Membawa segudang ilmu
Membawa sekarung semangat dan motivasi
Untuk kami para anak desa yang terpencil
Kau memang pahlawan kami

Guruku pelangiku

Kau bagaikan pelangiPelangi yang indah di hidupku
Kau hadir membawa sejuta warna
Warna-warna yang cerah dan sangat indah

Bagai pelangi yang datang setelah hujan
Hujan yang di iringi petir dasyat menyambar
Kau datang di hidupku membawa sebuah warna
Warna warni pengetahuan dan tambahan wawasan

Kau membuat hidupku berarti
Akan hadirmu hidupku lebih berwarna
Banyak hal yang bisa aku pelajari darimu
Banyak hal yang bisa aku ketahui karena

Kaulah pelangiku
Pelangi indah
Yang membawa kebahagiaan
Untuk masa depanku

Gemilang prestasiku karenamu

Tak kenal lelah kau bekerja
di saat hati kami mulai lelah
kau tetap menguatkan kami
memberi semangat untuk kami
memberi bekal untuk masa depan kami

Kau yang membuatku meraih prestasi
Indahnya bintang di langit dapat ku gapai
Berkat semua dukungan dan pengarahan
Yang tak henti hentinya kau alirkan
kau yang membuatku melihat dunia luar

Kau yang mengajariku banyak hal
Kesederhanaan, kesopanan, serta tanggung jawab
Berkat usahamu mendidikku
Aku dapat mengetahui
Apa yang sebelumnya tak ku ketahui

Terima kasih guru
Atas semua usahamu
Untuk membantuku dalam
Meraih prestasi yang gemilang
Tak akan kulupakan besar jasamu

Guruku Cahayaku

Kau adalah penerang dalam kegelapan
Kau sinari dunia kami dengan ilmu lewat bimbinganmu
kau buat kami terbang tinggi menuju langit biru
mengapai cita-cita kami yang setinggi langit di angkasa

Bagai lentera di tengah malam gelap
Bagai lilin di tengah gulita
Engkau mengabdi tanpa lelah
Engkau mendidik kami dengan sabar

Untuk kami para penerus Bangsa
Untuk satu Indonesia
Untuk pagi Indonesia yang lebih baik
Untuk semua Bangsa dan Negara

Di tangganmu garuda muda berada
Tuk belajar mengepak sayap
Gagal jatuh bangun
Hingga bisa terbang setinggi langit.

Wednesday, 11 November 2015

cerita cinta islami-cerita fiksi

Kekasih Kiriman Tuhan



                   Namaku Daisy. Aku anak seorang pedagang. Usiaku kini 26 tahun. Aku bekerja di sebuah perusahaan tekstil bagian Keuangan. Status, kayaknya masih perlu dipertanyakan dan pertanyaannya adalah, sebenarnya tulang rusuk siapakah Aku ini?. Kedua orang tuaku kerap ingin menjodohkan Aku dengan orang yang dikenalkan oleh Pak Aswan. Pak Aswan adalah teman dari Papa dan Mama. Sudah lama beliau berteman dengan kedua orang tuaku. Pak Aswan sering memperkenalkan Aku dengan seorang laki-laki dan berusaha menjodohkan Aku dengan laki-laki itu, dari mulai orang pejabat, guru, pedagang sampai karyawan pabrik  tapi tak satupun orang yang Aku pilih.

                    Sore itu Pak Aswan datang lagi kerumahku dan seperti biasa beliau berniat untuk memperkenalkan Aku dengan seorang laki-laki dan menjodohkannya denganku.Ketika itu Aku baru pulang dari mushollah seusai sholat Ashar.  Pak Aswan datang dengan seorang laki-laki  yang kira-kira tingginya 165cm, kulitnya putih. Ku lihat laki-laki itu sedang menatapku dari arah jalan desa depan rumahku, Akupun segera menundukkan kepala dan langsung masuk kedalam rumah.
" Assalamu'alaikum "
salam Pak Aswan yang baru masuk kedalam halaman rumah kami. Aku melihat Pak Aswan dan laki-laki itu dari kejauhan didalam rumah.
" Wa'alaikumsalam, silakan masuk Pak "  jawab kedua orang tuaku dan mempersilahkan mereka masuk lalu duduk di kursi sofa ruang tamu kami.
" Ada perlu apa Pak Aswan?" tanya Papaku kepada Pak Aswan
" Ini saya mau memperkenalkan anak teman saya, namanya Adi. Ya barang kali aja cocok sama anak Bapak, Daisy"
Aku mendengar percakapan mereka dari dalam rumah dekat ruang tamu. Perjodohan lagi, perjodohan lagi. Udah kayak Siti Nurbaya aja, dalam hatiku berkata seperti itu.
" Nama Saya Adi, om ". Laki-laki itu coba memperkenalkan diri kepada Papaku, Aku intip dia sedang menjabat kedua tangan orang tuaku secara bergiliran dengan sangat sopannya juga mencium tangan kedua orang tuaku sebagai rasa hormat.
" Nak Adi, rumahnya mana?" tanya Ibuku.
" Saya tinggal di Desa Asemrowo "
" Oh dekat dengan rumah Pak Aswan berarti "
" Iya Tante, kira-kira lima rumah dari rumahnya Pak Aswan "
" Oh gitu, sekarang kuliah apa kerja ?" tanya mama lagi
" Sekarang kerja di pabrik kayu Surabaya Tante "
" Pabrik kayu to, Pa, Panggil Daisy kesini biar dia ngobrol sama nak Adi!"
" Iya Ma, akan ku panggil Daisy"
Aku bergegas ke kamar seolah-olah tidak tahu kalau ada tamu padahal tadi sudah menguping dan mengintip sedikit. Papa mendatangiku di kamarku dan mengetuk pintu kamarku yang ku kunci.
" Nak ada tamu"
Aku membuka pintu, dan bertanya kePapa seolah-olah aku tidak tahu siapa yang datang
" Siapa Pah ?"
" Om Aswan, sama nak Adi "
" Siapa Adi?"
" Anak laki-laki yang Pak Aswan mau kenalin ke kamu, anaknya lumayan cakep dia juga sopan, ayo temuin dia!!"
"Enggak mau Pah, kenapa sih Pak Aswan itu selalu mencoba jodohin Daisy? lebih baik Papah suruh Pak Aswan untuk buka biro jodoh dech! "
" Hust.. kamu jangan ngawur kalau ngomong, Pak Aswan itu orangnya baik"
"Abis Daisy kesel, Pak Aswan itu terus-terusan coba jodoh-jodohin, pokoknya Aku enggak mau di jodohin, Aku enggak mau temuin mereka "
" Daisy, ayolah nak keluar sebentar saja !"
Aku hanya terdiam dan tak menghiraukan Papah. Akhirnya Papah menyerah dan kembali ke ruang tamu tanpa bersamaku.
"Ma'af nak, Daisy masih malu kayaknya jadi dia enggak kesini". Kata Papa kepada Adi
" Oh gitu ya Om? Ya udah enggak papa " Adipun segera menjawab.
Aku pun kembali ketempat semula, menguping pembicaraan mereka. Mama dan Papah banyak bercerita tentang Aku ke Adi. Dan satu jampun berlalu Pak Aswan dan Adi pamit pulang. Aku kembali ke kamar. Papa dan Mama mendatangiku di kamar, ketika itu pintu terbuka ku sengajakan memang untuk tidak menutup pintu kamar.
"Daisy, kenapa kamu tidak mau menemui nak Adi tadi ?" tanya Mama dan duduk disampingku, aku yang sedang duduk diatas ranjangku yang empuk.
" Daisy enggak mau di jodoh-jodohin Ma"
" Apa kamu udah punya kekasih hati nak ?"
" Belum, pokonya Aku enggak mau dijodohin!"
" Apa salahnya nak? siapa tahu cocok dan kalian bisa menikah"
Aku hanya terdiam dan memasang raut muka yang masam. Ibu kembali menyambung perkataannya
" Temen-temen kamu kan juga banyak yang udah nikah, apa kamu mau menikah dengan urutan yang terakhir?
Aku hanya tetap terdiam, dalam hatiku berkata Ha? urutan terakhir? apa menikah itu ada urutannya? tentu tidak. Allah lah penentu segalanya hidup, mati, rizky bahkan jodoh tapi kita sebagi manusia juga harus tetap berusaha. Aku membuka mulutku dan berbicara ke Papa Mama.
" Bukannya begitu Pa Ma, Aku hanya merasa, Aku bukan orang yang tepat untuk dia "
" Ya sudahlah nak terserah kamu, semoga Allah memberikan jodoh seperti apa yang kamu inginkan "
" Amin". Jawabku didalam hati. Mereka pun pergi dari kamarku. Aku menutup pintu kamarku dan termenung sejenak didalam. Sudah 3 tahun ini Aku tak pacaran, memang Aku sengajakan untuk tak pacaran karena aku sadar pacaran itu dosa ya walaupun kita pacaran secara normal atau sehat tetap saja itu dosa. Dengan pacaran kita akan sering menghabiskan waktu kita hanya untuk dia, sering ketemu bertatap mata dan muka, berpandangan dengan orang yang bukan mukhrim kita itu juga termasuk zina mata tertera dalam surat An-nur ayat 30-31 yang artinya : " Katakanlah pada para lelaki yang beriman, agar hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Demikian itu lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah lebih mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah pada wanita yang beriman agar hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya ". Dalam hadits Rasulullah juga di jelaskan tentang menjaga pandangan kita yang artinya : " Berilah jaminan padaku enam perkara, maka aku menjamin bagi kalian surga. Jika salah seorang diantara kalian berkata maka janganlah berdusta, dan jika diberi amanah jangan berkhianat, dan jika dia berjanji janganlah menyelisihinya, dan tundukkanlah pandangan kalian, cegalah tangan-tangan kalian (dari menyakiti orang) dan jagalah kemaluan kalian.  Ada seorang penyair arab yang bertutur " Semua bencana itu bersumber dari pandangan, seperti api besar itu bersumber dari percikan bunga api, Betapa banyak pandangan yang menancap dalam hati seseorang, seperti panah yang terlepas dari busurnya, Bersumber dari matalah semua sumber marabahaya, Mudah beban melakukannya, dilihatpun tak berbahaya. Tapi, jangan ucapkan selamat datang kepada kesenangan sesaat yang kembali dengan membawa bencana.
               Empat tahun yang lalu aku berpacaran dengan kakak sepupu temanku namanya Dava. Kita sering ketemu dihari minggu untuk makan, ngobrol, bercanda tawa bareng, ke toko buku atau juga shopping. Sebagai seorang muslim kami tahu batasan-batasan kami yang belum jadi mukhrim  tapi kami tak lepas dari kata berpandangan. Dia sering memandangku dengan tatapan yang berlebihan namun aku selalu menundukkan kepalaku ketika dia memandangku seperti itu.  Dia belum pernah aku ajak main kerumahku. Kedua orang tuaku tahu kalau Aku punya pacar yang bernama Dava. Aku sering bercerita tentang Dava keorang tuaku dan orang tuaku merasa penasaran karena dari ceritaku menurut Papa Mama, Dava itu anak yang baik dan mereka ingin Dava main kerumah berkenalan dengan mereka, tapi aku belum siap untuk memperkenalkan Dava pada mereka. Setelah 10bulan kita berpacaran Dava pindah kerja di Jakarta, kita jadi jarang ketemu tapi kita tetap saling berhubungan lewat telfon, sms, media sosial twitter, facebook, BBM, What apps, hingga sebulan kemudian. Sore itu Aku dengar sepulang kerja dia kecelakaan dan meninggal. Aku yang mendengar ucapan temanku yang masih saudaranya itu dengan rasa sedih tapi juga tidak percaya padahal pagi harinya sebelum dia berangkat kerja aku masih Smsan sama dia dan kini Aku mendengar kabar bahwa dia telah tiada. Jasadnya dibawa pulang ke Surabaya sehari setelah Aku mendengar berita kematiannya, Akupun segera datang kerumahnya. Setibanya disana aku tergulai lemas, Aku tak percaya orang yang aku cintai sekarang ada dihadapanku tertidur dan memakai kain kafan. Padahal aku sudah siap untuk memperkenalkannya pada kedua orang tuaku setelah hubungan kita genap setahun.
                  Setelah kepergiannya hari-hariku pun terasa sepi. Aku ikhlas atas kepergiannya tapi kadang masih terbayang akan dirinya. Empat bulan setelah kepergiannya Aku coba untuk membangun hubungan dengan Samsul seorang perawat dirumah sakit umum. Sabtu malam Aku menjengguk teman kerjaku dirumah sakit umum namanya Sarah. Sudah 2 hari ini dia dirawat inap. Sarah sakit tifus. Satu jam sudah aku disana bersama Veni, dan juga Ella teman sekerja dan sama-sama satu bagian. Tiba-tiba telfonku berdering, ternyata Ibu yang telfon, Aku pun keluar dari kamar tempat Sarah dirawat dan mengangkat telfon karena jika Aku angkat didalam, Aku takut akan menganggu.
"Assalamu'alaikum Ma, ada apa?"
" Wa'alaikumsalam, kamu dimana sekarang nak?"
" Aku dirumah sakit, sedang jengguk Sarah. Dia sakit Ma kena tifus"
"Oh, kamu bisa enggak pulang sekarang ?"
" Ada apa Ma?"
" Uda kamu pulang sekarang, pokoknya penting kalau kamu enggak segera pulang kamu bakal nyesel"
" Tapi Ma, Ada apa ?"
" Assalamu'alaikum"
Mama tak menjawab pertanyaanku, beliau langsung mengucap salam begitu saja dan mematikan telfonnya. Aku segera pamit pulang kerumah pada teman-temanku.
" Teman-teman, Aku pulang dulu ya "
" Loch kok uda mau pulang ?" tanya Sara yang masih tiduran lemas dan masih ada infus ditangannya.
" Ia Sarah, maaf ya!!tadi aku dapat telfon katanya Aku disuruh cepat pulang, ada hal yang penting dirumah"
"Oh iya udah kalau gitu kamu pulang, hati-hati ya dijalan"
"Iya makasih Sarah, temen-temen maaf ya Aku pulang duluan, Assalamu'alaikum"
" Wa'alaikumsalam " mereka bertiga menjawab serempak
Aku pun bergegas pulang dengan tergesah-gesah. Aku khawatir sebenarnya ada apa dirumah?kenapa mama bilang aku akan menyesal kalau aku enggak pulang?hatiku terus bertanya-tanya.Aku berjalan dengan cepat menuju ke parkiran motor didepan dan ketika di lobi aku tak sengaja menabrak seorang perawat laki-laki yang membawa banyak obat-obatan dan suntik.
" Eh, maaf mas saya enggak tahu tadi saya buru-buru"
Aku meminta maaf pada perawat itu dan membereskan semua barang yang ia bawa dan yang aku bawa. Aku lupa menutup tas jadi barang yang ada di dalam taskupun terjatuh. Seusai membereskan semua barang yang tercelecer di lantai aku segera meninggalkannya tanpa berkata sepatah katapun. Aku bergegas menuju tempat parkir dan langsung mengemudikan motorku. Setengah jam kemudian Aku sampai rumah.
" Assalamu'alaikum"
" Wa'alaikumsalam.. Eh Daisy uda pulang " kata Mama yang menungguku di depan
" Ada apa Ma? Apa ada sesuatu yang buruk menimpa keluarga kita?"
Mamapun mengandeng Aku masuk dan membawaku keruang tamu.
" Ini loch Anton yang namanya Daisy, cantik kan?"
Aku masih binggung, sebenarnya apa yang terjadi? kenapa Mama tiba-tiba mengenalkanku dengan orang yang bernama Anton? siapa itu anton? yang mana dia, Lelaki tua itu atau laki-laki dewasa itu? Aku pun bertanya ke Mama dengan berbisik
" Ma, sebenarnya ada apa ini? siapa Anton?"
" Oh iya kamu belum tahu siapa Anton?" lalu Ibu memperkenalkan Aku dengan kedua laki-laki yang belum aku kenal itu.
"Kenalin, ini teman Mama sama Papa, namanya Pak Aswan "
Mama mengenalkan aku dengan Pak Aswan dari situlah kali pertama aku mengenal Pak Aswan dan ini yang pertama kali Pak Aswan mencoba untuk mengenalkanku dan menjodohkanku dengan orang yang sama sekali aku tak tahu asal usulnya. Akupun memperkenalkan diri Pada pak Aswan.
" Daisy,om "
" Daisy, nama yang indah, seperti nama bunga yang cantik, orangnya juga secantik namanya " kata om Aswan
Aku agak ilfill dengan perkataan Laki-laki tua ini sekaligus malu karena beliau mengucapkannya di depan Papa Mama.
" Makasih Om" sambungku.
" Oh iya, kenalin ini Anton, dia sering ikut mengaji ditempat saya " Pak Aswan memperkenalkan Anton padaku
" Oh jadi Pak Aswan ini ustad ?"
" iya, bisa disebut seperti itu "
Anton pun mengenalkan namanya padaku
" Anton"
"Daisy"
" Saya membawa Anton kesini bermaksud untuk memperkenalkannya dengan kamu nak Daisy, barang kali saja ada kecocokan antara kalian berdua?"
Aku diam dan berkata dalam hati " jadi aku pulang tergesa-gesa sampai nabrak perawat karena telfon dari mama yang aku kira ada sesuatu hal buruk yang menimpa keluarga kita ternyata adalah sebuah perjodohan? konyol, sangat konyol "
Aku hanya tersenyum pada Pak Aswan.
Anton banyak bercerita tentang dirinya, dia bercerita bahwa dia adalah seorang pejabat kota, dia bercerita panjang x lebar soal kehidupannya. Aku tak terlalu menghiraukannya Aku hanya duduk diam dan senyum mendengar ceritanya. Dia banyak bertanya padaku tapi aku terus menjawabnya dengan jawaban singkat. Jujur Aku enggak suka dengan seorang laki-laki yang banyak bicara. Aku suka dengan laki-laki yang beriman, sholatnya giat, ngajinya rajin, enggak banyak omong giat bekerja dan bertanggung jawab.
Tak terasa sudah dua jam mereka dirumah kami dan mereka pun segera pamit pulang begitu mereka pulang aku bergegas untuk mandi lalu bersiap sholat maghrib. Aku selalu pergi ke mushollah yang tak jauh dari rumahku untuk sholat. Seusai sholat Fardhu aku selalu berdo'a untuk kedua orang tuaku, untuk diriku, teman-temanku dan untuk Dava, do'aku tak pernah terlewat untuk Dava. Setelah sholat maghrib aku tak pulang dulu, kusempatkan di mushollah untuk membaca Al-qur'an sambil menunggu waktu sholat Isya'. setelah sholat isya' aku pulang dan langsung menuju ke kamar, ada pekerjaan kantor yang mau aku selesaikan dirumah dan biasanya aku mengerjakannya sambil mendengarkan musik dari HP. Aku membongkar seluruh isi tasku dan ternyata aku tidak menemukan dompet beserta hpku aku kebingunggan Aku tanya ke mama.
"Ma, apa Mama enggak lihat hp Daisy?"
"Kamu ini gimana sih nak, kan kamu sendiri yang punya hp dan kamu sendiri yang simpan hpnya, jangan-jangan kamu lupa naruhnya, kan kamu pelupa "
"Enggak Ma, dari tadi daisy itu belum pegang hp "
"terus dimana donk hpmu?"
aku pun berfikir, dan aku ingat.
"Mungkin jatuh saat tadi tabrakan?"
"Ha? kamu ketabrak ? Kamu enggak papakan nak?"
" Enggak papa kok ma, tadi daisy itu buru-buru, habis angkat telfon dari Mama, Daisy langsung pulang, Aku pikir dirumah ada sesuatu hal buruk yang terjadi eh ternyata perjodohan, terus waktu di rumah sakit itu aku nabrak perawat laki-laki yang bawa obat-obatan dan suntik semua barangku dan barang yang ia bawa jatuh berserakan dilantai, mungkin jatuh disitu"
" Ya ampun nak, Mama minta maaf ya karena uda buat kamu tergesah-gesah"
"Iya kok Ma enggak papa, tapi lain kali Mama harus bilang alasannya kalau Daisy Mama suruh pulang cepet "
"Iya nak"
" Ma, pinjem hpnya donk, Daisy mau telfon nomor hp Daisy, semoga penemunya mau ngembaliin dompet dan hpku "
Belum sempat aku menelfon, bel rumah kami berbunyi. Aku segera membukakan pintu
" Assalamu'alaiku "
"Wa'alaikumsalam, loch bukannya kamu perawat yang tadi sore kan ?"
" Iya mbak"
" Silahkan masuk " aku mempersilahkannya masuk dan mengajaknya duduk di ruang tamu.
"Kok tahu rumah aku ?" tanyaku ke perawat laki-laki itu.
"Tadi dompet mbak jatuh waktu tabrakan sama saya, terus saya buka ternyata ada KTP mbak trus saya cari  alamat rumah mbk ternyata ketemu, ini mbak dompet dan hpnya isinya masih utuh kok "
"makasih ya, eh mau minum apa ni?"
" enggak usah mbak saya langsung pamit "
Satu jam setelah dia pulang Aku mendapat SMS dari Samsul. Aku sempet binggung siapa samsul ini kok tiba-tiba ada yang namanya samsul di kontak hpku? ternyata samsul yang sms aku adalah perawat laki-laki yang mengembalikan dompet berserta hpku. Sebelumnya dia telah mencatat nomor telfonku di hpnya dan dia pun mencatat nomor telfonya di hapeku. Begitulah awal mula Aku kenal dengan Samsul. Kita semakin dekat hari demi hari dan akhirnya dia nembak aku dan kita jadian. Semenjak aku jadian sama Samsul, Mama Papa tidak pernah menanyakan soal Anton orang yang di jodohkan denganku. Enam bulan sudah kita pacaran ternyata yang awalnya manis sekarang jadi pahit. Dia sering sibuk dengan pekerjaannya dan jarang datang ke rumahku atau menghubungiku. Tiap kali Aku sms, Aku telfon atau Aku chat sama sekali enggak direspon. Inilah yang semakin membuat hubungan kita renggang. Aku coba datang kerumah sakit dan bertanya tentang Samsul kepada salah satu orang perawat. Kata perawat itu samsul pindah ke Banyuwangi dan dia sekarang sudah menikah dengan orang sana katanya sih dia di jodohkan oleh kedua orang tuanya. Dua bulan Aku menunggu kabar dari Samsul dan semua sia-sia.Orang yang Aku sayangi kini telah menjadi suami orang. Sejak saat itulah Aku tak pernah lagi pacaran.

              Ketika sedang jalan-jalan sendiri dan berpapasan dengan orang yang berpasangan terkadang aku merasa iri. Mereka bisa duduk bersama, ngobrol, bercanda tawa dengan orang yang mereka sayang, sementara kini aku sendirian tak ada kekasih yang menemaniku ketika aku jalan, tak ada orang spesial yang diajak berbagi cerita dan tertawa bersama. Setelah aku pikir-pikir, buat apa juga aku merasa iri dengan mereka para sweet couple, kan setiap mahkluk diciptakan berpasang-pasangan dan lebih baik aku iri dengan orang yang imannya kuat, berusaha menjadi muslimah yang lebih baik dan lebih dekat dengan sang khalik. Sekarang Aku pingin pacaran setelah menikah, aku enggak pingin pacaran sebelum menikah. Tiap hari Aku selalu berdo'a pada sang Maha Kuasa supaya aku segera dipertemukan dengan jodohku. Di pertemukan dengan cara yang indah tanpa pelantara manusia seperti perjodohan dan sejenisnya. Ketika tenggah malam tiba, Aku selalu bangun dan mengerjakan sholat sunnah sholat tahajut, sholat taubat, sholat hajad, untuk berdo'a dan memohon pada Allah.
" Ya Alloh, Ya Tuhanku. Jika pendampingku telah engkau lahirkan. Gerakkanlah hatinya untuk menujuku. Pertemukanlah kami dalam sebaik-baiknya pertemuan untuk menuju RidlaMu. Karena Engkaulah yang berhak atas hati hamba-hambaMu, dan Engkau yang juga berkuasa membolak-balikkannya. Bila dia jauh dekatkanlah. Ikatkan hati kami dalam ikatan karenaMu. Tautkan hatiku dengan hatinya yang sama-sama mengharap dan mendambakan ridloMu. Ya Rabb, ku yakin bila sa'atnya menghampiri, pasti kebahagian itu aku dapati. Mohon beri aku ketabahan dan kesabaran dalam penantianku. Ya Allah kirimkanlah dia yang dapat membawa kebaikan, baik bagi duniaku, akhiratku dan juga agamaku. Agar kami bisa sama-sama berjama'ah tuk menujuMu. Bimbinglah hati kami,kuatkanlah hati kami. Penuhilah dengan rahmat dan kasih sayangMu. Amin"
Hari demi hari Aku berdo'a dan memohon kepada Sang Khalik. Tiada harapan yang sia-sia bila harapan itu kita tujukan untuk sang pencipta, karena Dialah yang Maha Kuasa, Dialah pemilik segalanya, seluruh apa yang ada didunia ini.

Satu Tahun Kemudian..

Tak terasa usiaku sudah menginjak 27tahun. Aku terus bersabar dalam penantianku. Seminggu lagi akan ada pengajian akbar di desaku. Sebelum pengajian akbar tersebut berlangsung, warga desa merayakannya dengan banyak acara mulai dari mengadakan bazar, perlombaan menghafal Al-Qur'an, lomba adzan, hingga pasar malam. Acara penyambutan itu berlangsung sangat meriah. Alhamdulillah toko kedua orang tuaku juga ikut ramai. Banyak orang yang membeli barang di toko Papa Mama. Aku tak ambil diam, aku yang baru pulang kerja sore itu langsung mandi dan sholat.Walaupun toko kami dalam keadaan ramai, kami tetap ingat sholat lima waktu. Sholat lima waktu itu kewajiban kami para orang muslim, jadi sesibuk apapun kami akan selalu mengerjakannya. hari ini aku sholat ashar dirumah karena aku ikut membantu kedua orang tuaku untuk melayani pembeli. Ketika itu ada pelanggan laki-laki yang datang ketoko papa mama. Aku pun melayaninya dengan ramah.
" Assalamu'alaikmu " salam laki-laki itu
"Wa'alaikumsalam, mau beli apa mas?"
" Saya mau beli air mineral dua kardus mbak "
" air mineral yang gelasan apa botol mas?"
" yang gelas mbk "
Begitu ramai toko papa mama. Ada yang beli air mineral, snack, alat-alat tulis, pulsa dan lain-lain. Sa'at maghrib tiba toko kami agak sepi pengunjung jadi aku bisa sholat di mushollah. Seusai sholat dan berwirid disana seperti biasa aku menyempatkan waktu untu membaca al-qur'an sambil menunggu waktu sholat isya'. seusai sholat isya' dan berwirid aku bergegas pulang, tapi ternyata aku tidak bisa bergegas pulang karena sandalku hilang, aku mencari diseluruh halaman mushollah dan tidak ketemu. Hanya ada satu sandal yang tersisah tapi itu bukan sandalku, mungkin sandalku tertukar. Akhirnya aku pulang dengan tidak memakai sandal. Sa'at beberapa kali aku melangkahkan kakiku dan keluar dari dalam mushollah ada suara laki-laki yang memanggilku dan menghampiriku.
" Mbak...Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam mas" aku menghentikan langkahku.
"Loch, mbak bukannya orang yang tadi jualan di toko ?"
"Kok mas tau?"
"Iya tadi saya beli air mineral dua kardus ditoko mbak, mbak lupa?"
"Oh, yang tadi sore? Iya mas ma'af saya lupa, soalnya tadi banyak sekali yang beli "
"Iya mbak, enggak papa"
dia melihat kakiku. aku yang berjalan dengan tidak memakai sandal
"Loch mbak, kok enggak pakai sandal?"
" Iya, tadi berangkatnya pakai sandal, terus sa'at pulangnya aku cari-cari ternyata sandalku enggak ada. Sebenarnya sih masih ada satu sandal disana tapi itu bukan milikku, mungkin sandalku ketuker dengan sandal itu "
" Kenapa mbak enggak pakai sandal itu saja?"
"Enggak mas, itu kan bukan sandal aku. jadi aku enggak berhak untuk memakainya"
"Oh gitu? ya sudah mbak pakai sandal aku saja "
dia melepas sandalnya dan menyerahkannya padaku untuk kupakai
"enggak mas, saya pulang gini aja enggak papa"
" enggak papa kok mbak, pakai saja, ya jangan sampai kalau ada serpihan kaca pecah yang sampai mengenai kaki mbak "
" terus, kalau aku pakai, masnya gimana?"
"enggak papa, kalau laki-laki terluka itu hal yang biasa, kalau perempuan janganlah kalau sampai terluka. Udah mbak pakai saja sandalnya"
Aku pun memakai sandal laki-laki itu. " Makasih mas "
"sama-sama mbak, boleh saya tahu nama mbak siapa ?"
"Nama saya Daisy mas, kalau mas namanya siapa ? "
"Nama saya Ashar mbak"
"Mas Ashar to namanya, eh mas panggil saya daisy saja ya "
"Loch kok gitu mbak bukannya lebih enak panggil mbak daisy? memang umur mbak berapa tahun ?"
" tahun ini, saya berusia 27tahun, kalau kamu berapa ?"
" lebih tua saya, saya 29tahun, ya sudah saya panggil Daisy saja kalau gitu"
" Kalau saya panggil mas Ashar ya, kan lebih tua mas Ashar dari pada saya "
"Iya Daisy, enggak papa, kamu kerja apa kuliah ?"
" Aku kerja di perusahaan tekstil di surabaya bagian keuangan"
" wah acounting ya ?, kalau saya pendekorasi panggung untuk pengajian kiai H. Anshori, saya ikut orang , kalau ada yang ngajak kerja ya kerja, kalau enggak ada ya nganggur dirumah, asal saya dari Jakarta  "
" Oh gitu, lah terus tadi beli air mineral banyak untuk apa ?"
" itu disuruh pak kades  katanya ada kekurangan untuk air mineral sa'at acara nanti, sa'at pengajian nanti akan ada banyak tamu, wali kota, gubernur juga datang, katanya sih begitu "
"Ya, aku dengar juga begitu, kiai H. Anshori memang terkenal. ceramahnya juga enak di dengar, beliau menyampaikannya dengan lucu tapi juga serius dan banyak hal yang bisa dipelajari dari ceramah itu, eh kamu enggak sibuk mas? kalau enggak sibuk, ayo mampir kerumahku sebentar, biyar nanti sandalnya bisa langsung mas bawa pulang "
" Baiklah kalau boleh, bertamu kerumah orang kan juga dapat pahala "
kami pun melanjutkan perjalanan kami. Dia mampir sebentar kerumahku dan berbincang-bincang bersama aku, papa dan mama. Setiap usai sholat isya' di mushollah, kami selalu berjumpa saling menyapa tanya kabar dan berbincang sebentar lalu pulang ketempat masing-masing.

            Hari cepat sekali bergulir. Acara pengajian umum kiai H. Anshori berlangsung hari ini pada jam setengah delapan malam . Setelah sholat Isya' aku segera datang ke acara pengajian tersebut bersama kedua orang tuaku. Aku dari tadi mencari Ashar tapi tidak ketemu, apa dia sudah kembali ke Jakarta ? tapi tidak mungkin kan acara pengajian ini baru dimulai. Pada jam setengah 12 acara pengajian ini baru usai. Kami sekelurga pulang bersama lalu sesampainya di rumah kami langsung istirahat.Pada jam 4 pagi kami bangun dan segera mandi bergantian lalu sholat berjama'ah di musollah, ternyata aku masih belum melihat Ashar, dia yang biasanya sholat berjama'ah di mushollah, kini tak kulihat lagi dia. Matahari bersinar cerah langit yang gelap kini telah menjadi terang. Matahari mulai menyingsing, menyinari bumi. Hari ini hari minggu, aku libur kerja dan biasanya kalau libur kerja aku selalu membantu Papa Mama berjualan.Toko kedua orang tuaku tak pernah libur kecuali hari raya dan ada keperluan pribadi. Tiba-tiba Ashar datang.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam "
" Mau beli apa Mas Ashar?"
" Saya ada perlu dengan Kedua orang tuamu, dan kamu Daisy ".
" Oh begitu?? Ya uda silahkan masuk kedalam rumah!lewat pintu samping ya!!"
Aku suruh Bi Ijah untuk menunggu toko. Bi Ijah adalah pembantu setia di keluarga kamu.Beliau adalah satu satunya pembantu yang kami punya dan beliau sudah bekerja 11tahun di keluarga kami. Aku segera memanggil papa dan mama yang ketika itu sedang duduk nonton tv di ruang santai. Aku menyuruh mereka untuk datang keruang tamu dan menemui Ashar. Sementara Papa dan Mama menuju ruang tamu, Aku segera kedapur untuk membuatkan minum Ashar.
" Oh ada nak Ashar " kata papa
" Iya om, tante. Assalamu'alaikum"
" Wa'alaikumsalam " jawab papa dan mama. mereka duduk di sova berhadap-hadapan dengan Ashar.
" Kemarin kemana nak, kok enggak kelihatan?? " tanya ibu penasaran
Aku yang datang dari dapur dan membawa minuman untuk Ashar langsung menawarinya minum dan duduk di samping mama
" Silahkan diminum mas !! "
" Iya...Makasih Daisy "
Ashar meminumnya sedikit lalu menjawab pertanyaannya mama
" Iya.. om tante kemarin ada keperluan sebentar "
" Oh jadi gitu, pantas kemarin tak cari-cari kok endak ada. Aku kira Mas Ashar sudah balik ke Jakarta ?"
Ashar tersenyum kepadaku dan menjawab " Belum kok Daisy, kemarin saya ada perlu sebentar ya masih di daerah Surabaya juga "
" Terus maksud kamu datang kesini untuk apa nak ? kok kelihatannya serius sekali, kata nak Daisy kamu ada perlu sama om, tante dan juga Daisy ? ada perlu apa memang ?" Tanya papa ke Ashar
Aku melihat tangan Ashar gemetaran. Aku juga heran tak biasanya aku melihat dia grogi seperti ini
" Itu om, tante, eeee..... saya ingin meminang anak om, Daisy "
Aku terkejut mendengar perkataan yang keluar dari mulut Ashar tapi juga sekaligus tidak percaya. Kita kan baru kenal seminggu masak sudah mau di lamar???
" Tapi kalian kan baru saling mengenal ?" tanya mama
" Iya tante, saya dan Daisy memang baru saling mengenal tapi saya yakin Daisy adalah jodoh saya"
Tiba-tiba ada yang mengetok pintu dan mengucap salam
" Assalamu'alaikum "
" Wa'alaikumsalam, Pak kiai??silahkan masuk Pak Kiai!!!"
Perintah papa kepada tamu yang baru datang. Ternyata tamu yang datang itu adalah Pak Kiai H. Anshori. Aku heran, kenapa Pak Kiai datang kerumahku ??? Beliau langsung duduk di samping Ashar. Aku, Mama dan Ashar menyalami beliau.
" Ma'af sebelumnya ada keperluan apa Pak Kiai datang kerumah kami?" tanya papa
" Jadi begini, saya kesini datang mewakili orang tua keponakan saya untuk melamar Daisy"
" Keponakan ??? maksud Pak Kiai, Ashar ini keponakannya Pak Kiai?"
" Iya. Ashar adalah keponakan saya "
" Ashar kok enggak pernah cerita kalau dia keponakannya Pak Kiai?"
" Iya... saya ingin Pak kiai saja yang beritahu om "
" Ashar ini anaknya baik. Selain jadi ustad dia juga punya usaha jasa dekorasi " tandas pak kiai
" Loch.. jadi mas Ashar ini bosnya to? gitu kok katanya mas Ashar kerjanya ikut orang? " tanyaku sepontan ke Ashar.
" Iya benerkan Daisy, aku kerjanya ikut orang, kalau enggak ada yang order untuk mendekorasi ya enggak kerja, aku enggak bohong Daisy, aku ngomong apa adanya mungkin cara ngomongnya yang agak salah sehingga buat kamu salah mengerti. Ma'af ya Daisy "
" Iya enggak papa kok mas Ashar "
" Lantas apa yang membuatmu ingin melamar Anak kami, Daisy? " tanya mama lagi
" Sebenarnya saya datang kesini bukan tanpa alasan karena biasanya kalau ada pekerjaan mendekor hanya pekerjalah yang datang ke lapangan, saya datang kesini karena saya mendapatkan sebuah mimpi. Mungkin ini petunjuk dari Allah atas do'a-do'a dan permohonan yang tlah saya panjatkan untuk sang Khaliq. "
" Jadi kamu mimpi bagaimana nak ?" tanya mama penasaran
" Sebulan sebelum pengajian dimulai saya bermimpi ada disebuah desa dimana Pak Kiai datang untuk mengisi acara tersebut. Saya bermimpi menginap selama seminggu disana.Ketika saya shalat di Mushollah, saya mendengar suara seorang wanita sedang mengaji. Suaranya sangat merdu tak pernah saya dengan seseorang membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an seindah itu sehingga hati saya bergetar sa'at mendengarnya. Saya menunggu dia sampai selesai membaca dan pulang. Ketika dia pulang saya mengikutinya dari belakang, saya ingin tahu siapa dia, dari mana asal usulnya, dimana tempat tinggalnya, anak siapa dia ? tapi langkah wanita itu sangat cepat sehingga saya kehilangan dia ditengah perjalanan dan saya tersesat. Saya yang baru datang didesa itu tak tahu arah jalan saya menoleh ke kanan dan kiri tidak ada orang sama sekali hingga akhirnya ada ular di belakang saya dan mencoba untuk mengigit kaki saya, saya yang mengetahui itu langsung berlari dan sempat sesekali mencoba untuk menghadapi ular itu dan membunuhnya tetapi ular itu tidak mati. Hingga pada di sebuah rumah yang berwarna hijau keluarlah wanita tadi dia langsung membunuh ular itu hingga mati tapi belum sempat ku tahu wajahnya dan belum sempat aku bilang terima kasih kedia, saya sudah terbangun."
Entah kenapa aku merinding mendengar cerita Ashar, apakah aku yang ada dalam mimpi Ashar ??? hatiku terus bertanya-tanya.
" Lantas apa hubungannya anak kami dengan cerita mimpimu tadi nak Ashar?" tanya mama
" Saya yakin bahwa wanita itu adalah Daisy, karena suara wanita itu mirip denga suara Daisy sa'at mengaji, saya tahu ini hanya mimpi tapi mungkin juga ini petunjuk dari Allah atas do'a saya karena saya ingin dipertemukan dengan jodoh saya, dan ma'af mungkin juga terlalu cepat untuk melamar anak om dan tante tapi saya hanya ingin mengharapkan keridhoan Allah. Saya ingin berlabuh dalam cinta yang diridhoi-Nya. Itu juga kalau om, tante dan Daisy setuju dengan lamaran saya. Kalau Daisy setuju Alhamdulillah saya sangat senang.Kalau Daisy setuju dan belum siap pernikahan ini bisa dilakukan setelah Daisy siap, saya bersedia menunggu sampai Daisy siap. Tapi apabila Daisy tidak setuju juga tidak apa-apa, saya tidak memaksa, pernikahan itu bukan hanya menyatukan antara dua hati yang berbeda tetapi juga menyatukan dua keluarga, keluarga saya dan keluarga Daisy. Abah dan Umi saya sudah meninggal,sejak kecil saya di rawat oleh paman saya Pak Kiai H. Anshori. Beliau dan istrinya sudah seperti Abah dan Umi saya sendiri "
Begitulah kata Ashar hatiku semakin bergetar mendengar kata-kata Ashar. Mungkinkah dia jodohku? Jodoh yang selama ini aku nanti?? Ya Allah jika ia memang jodohku biarkanlah aku menjawab sebuah kepastian untuk dia dengan benar, karena aku tak tahu apa yang engkau rencanakan dan hatiku sekarang sedang binggung
" Ya begitulah Pak, Bu... Ashar sudah seperti anak saya sendiri. Jadi apa diterima lamaran Ashar ? " Tanya Pak Kiai
Ashar mengeluarkan cincin dari dalam sakunya. Perasaanku semakin tidak karuan.
" Kalau itu saya pasrahkan saja dengan anak saya Daisy, kan dia yang akan menjalani semuanya ?"
 Aku tetap terdiam mendengar perkataan mama yang memasrahkan jawabannya padaku hingga aku menjawab dengan terbatah batah dan gemetar sesaat karena grogi
" Sa...Saa...yaa...Saya mau menerima lamaran mas Ashar pak kiai, insyaalloh saya akan menjadi istri yang baik untu mas Ashar ".
" Alhamdulillah " kata Ashar dan pak kiai.
Aku melihat senyuman bahagia dari Ashar karena aku menerima lamarannya, dia memasangkan cincin di jari manisku. Aku pun tersenyum bahagia begitu pula dengan papa mama dan pak kiai.
" Saya akan jadi imam yang baik untukmu Daisy " Kata Ashar padaku
" Amin " aku, papa, mama dan pak kiai mengaminni perkataan Ashar bersama
" Eh, Daisy kamu kok belum buatin minum untuk pak kiai ? ayo cepat buatin saya!! " suruh mama kepadaku. ku juga lupa kalau pak kiai belum aku buatin minum dari tadi
" Oh iya pak Kiai, ma'af kan saya !!!" coba ku meminta ma'af pada pak kiai
" Oh .... enggak usa repot- repot saya sudah siapkan semuanya sentar lagi datang "
" Siapkan apa pak kiai ?" tanya papa
tak lama kemudian ada suara klakson mobil dari arah depan rumah. ternyata itu adalah mobil pesanan makanan. Pak kiai sudah memesan banyak makanan dan minuman untuk acara lamaran ini. Subkhanaalloh dilamar secara tiba-tiba dan sudah dipersiapkan pula semuanya.

               Dua bulan kemudian aku menikah dengan mas Ashar. Terima kasih Ya Alloh karena Engkau telah mengabulkan semua do'a-do'aku. Dan terima kasih Kau telah berikan Imam yang baik dan sesuai apa yang aku inginkan.


------------------------------ SELESAI --------------------------------

Terima kasih guru

Terima kasih yang tak terukur untukmu
Terima kasih yang tak terkira untukmu
Terima kasih yang sebesar-besarnya untukmu
Terima kasih sekali lagi untukmu

Kau tlah memberikan jalan menuju kehidupan yang lebih baik untukku
Kau memberikan pertolongan sebelum aku membutuhkannya
Kau seperti cahaya dalam ruang hampa nan gelap
Kau seperti setetes embun di padang pasir

Terima kasih guru
Kau tak akan ku lupakan
Jasamu kan abadi sepanjang hayatku
Oh guru terima kasih

pembuka gerbang pintu dunia

Dulu aku bodoh
Dulu aku tak tahu apa-apa
Bahkan dulu aku tak cara membaca dan menulis
Dan aku tak tahu bagaimana caranya tuk berhitung

Tapi semuanya berubah sejak aku mengenalmu
Kau yang sering ku sepelehkan mengajariku dengan sabar
kau ajarkan aku cara membaca dan menulis
Kau tularkan sebundel ilmu hitung

Kau begitu sabar
Begitu cekatan dan teliti dalam mengajari dan membimbingku
Tidak jarang aku putus asa dan malas belajar
Namun, kau mampu membuka gerbang semangatku kembali

Aku tidak tahu jika orang sepertimu tidak terlahir di dunia ini
Akan jadi apa aku jika kau tak ada
kaulah orang yang membuka jalan menuju masa depan
pembuka gerbang pintu duniaku

pahlawan tanpa tanda jasa

Pantaslah kau disebut pahlawan tanpa tanda jasa
Karena begitu besar perjuangan yang tlah engkau lakukan
Perjuangan untuk kami para muridmu
Dengan sabar dan tulus kau mendidik kami
Senyummu memberi semangat untuk kami
Menyongsong masa depan yang lebih baik
Karenamu kami tak akan tahu tentang banyak hal
Dan karenamu kamu bisa mendapat banyak wawasan
Setitik peluhmu adalah tanda sebuah pengorbanan untuk kami
Untuk kami para muridmu
oh guru terima kasih
perjuangan begitu berarti untuk kami
tak akan pernah kami lupa jasa-jasamu
Dan akan selalu kami panjatkan do'a untukmu
Terima kasih guru

Secercah cahaya ilmu sang guru

Guru...
Kaulah pengajarku...
Kaulah pembimbingku....
Kaulah pendidikku...

Guru....
Kau tak pernah lelah mengajarku....
Dalam kesabaran kau membimpingku....
Tak pernah ada rasa bosan untuk mendidikku..

Guru....
Tanpamu entah akan jadi apa aku...
Mungkin akan tersesat aku...
Karna tanpa pengajaranmu aku tak memiliki ilmu....

Guru...
Kau begitu mulia
Guru....
Kau membawa secercah cahaya dengan ilmu yang kau punya...

Guru untuk penerus bangsa

Guru....
Kau bagai cahaya dalam kegelapan
Kau menerangi kami para murid penerus bangsa
Dengan kesabaranmu kau mengajar kami

Kau membimbing kami dengan ilmu
Dari apa yang sama sekali tidak kami ketahui menjadi tahu
Dari apa yang belum kami mengerti menjadi mengerti
Dari apa yang sudah kami mengerti menjadi lebih mengerti

Guru...
Kau mencerdaskan kami para murid penerus bangsa
Kami berjanji akan belajar dengan giat
Agar kelak kami menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa

Guru....
Jasamu tiada tara
Besar pengorbananmu untuk kami para murid penerus bangsa
Terima Kasih Guru  

heboh mengejutkan dunia seorang pria bisa hamil dan melahirkan (kisah transgender)

Video lucu bayi gemesin

tata cara dan adab berpakaian

3 bangunan yang tidak hancur meski terkena bencana dahsyat

madain saleh kisah kaum tsamud dan nabi saleh

3 batu yang menentang hukum gravitasi bumi

tutorial membuat kaos dengan coreldraw x4

9 bangunan dengan bentuk super unik dan aneh yang ada di dunia

6 atap bangunan mengagumkan dan unik di dunia

patung dari puing puing bangunan di Gaza

8 bangunan absurd sisa zaman uni soviet

25 nama orang yang unik dan lucu

desa dengan nama unik dan lucu menghebohkan

cara menambahkan watermark tombol subscribe atau logo di video channel youtube youtube

Friday, 24 July 2015

Cerita Cinta_cerita fiksi

KUTU BUKU PENJUAL KUE  
      
      

               Ku padangi langit biru angin sepoi-sepoi berhembus. Ketika siang itu Aku duduk sendiri disebuah taman yang tak jauh dari tempat aku sekolah. Sepulang sekolah aku tak ingin langsung pulang kerumah. Ku sengajakan memang untuk pulang terlambat.

               Namaku Sekar. Aku hidup dikeluarga sederhana yang dulunya penuh dengan keharmonisan tapi sekarang tidak karena Ayah yang dulunya aku sangat sayangi kini telah meninggalkan Aku dan Ibu. Ayah lebih memilih hidup dengan Tante Ratinah seorang janda cantik dan kaya dari desa sebelah.

              Setahun sudah Ayah meninggalkan Aku dan Ibu untuk hidup sendiri. Setelah menikah dengan Tante Ratinah, Ayah sama sekali tak pernah mengunjungi kami. Banyak orang bilang Ayah dan Ratinah sekarang tinggal di kota yang letaknya jauh dari desa tempat kami tinggal. Setelah cerai dengan Ayah, Ibu banting tulang beliau bekerja keras untuk menghidupiku. Beliau membuat kue dan menjualnya secara keliling setiap hari. Aku baru saja masuk sekolah SMA. Dulu setelah lulus SMP Aku berkeinginan untuk menyudahi sekolah tanpa sekolah SMA dan membantu Ibu bekerja namun Ibuku tak meridhainya. Ibu menyuruhku untuk tetap melanjutkan sekolah dan kalau ada rezeki Ibu ingin mengkuliahkan aku juga. Aku selalu belajar dengan giat agar Aku mendapat prestasi dari sekolah dan Ibu bisa bangga denganku.Dari hasil belajar giat itu Aku mendapatkan biaya siswa hingga bisa masuk sekolah di SMA terfavorit di Jakarta ini.Aku sering di ikut sertakan lomba cerdas cermat di sekolah.

             Ketika disekolah Aku sering membawa kue buatan Ibuku untukku jual. Para Guru dan teman-teman banyak yang suka tetapi ada juga teman yang mengejekku tapi aku tak pernah putus asa Aku malah terus semangat untuk berjualan.Ada yang menyebutku Kutu Buku Penjual Kue. Ya mungkin karena Aku suka membaca, penampilanku cupu dan Aku juga tiap hari berkeliling sekolah untuk jualan kue makanya mereka memanggilku begitu.Ketika jam istirahat aku mulai berkeliling disekolah ke ruang-ruang kelas, ke ruang guru, ruang TU pokoknya semua ruang yang ada disekolah Aku datangi dan Aku tawarin kue, siapa tahu ada yang mau beli. Di ruang kelasku, Aku meminta temanku  untuk menjualkan kue-kue. Namanya Nabila, dia teman dekatku sejak SD. Sementara aku berkeliling keruang-ruang lain. Hasil dari jualan yang di dalam kelas nanti Aku bagi dua dengan Nabila sebagai tanda terimakasih karena ia telah membantuku.

" Kue....Kue... Temen-temen mau beli kue?Kuenya enak loch buatan Ibuku sendiri ayo beli!!beli 1000 gratis 1 ayo beli !!" Aku menawarkannya ke teman-teman sebelah ruang kelasku.
"Eh Sekar jual kue apa hari ini kan tiap hari ganti jenis-jenis kuenya?"
" Ini Arum hari ini aku jual dadar gulung, Onde-onde,Kue lapis sama kue cucur per itemnya 500 kalo beli 1000 gratis 1 loch "
"Oh iya??Ya udah aku beli dadar gulung, onde-onde bonusnya kue lapis ya!"
"Ok Arum, makasih ya!!"
" Sama-sama Sekar. Eh temen-temen ayo beli kuenya Sekar beli 1000 gratis 1 loch kuenya enak lagi "
Begitulah Arum, dia temanku sejak SMP dia selalu membantuku apalagi membantuku dalam promosi kue jualanku. Dari bantuan promosinya Arum banyak yang beli kue-kueku dan dia tiap hari selalu beli kue-kue yang Aku jual.

               Jam istirahat masih panjang tapi kue-kue yang aku jual keliling tinggal sedikit. Alhamdulillah hari ini laku keras. Walau tinggal sedikit aku tetap berkeliling menjajahkannya hingga semua laku terjual. Aku terus berkeliling keruangan- ruangan hingga aku tiba di depan kelasnya Rico, cowok tampan, pinter, baik hati. Dari mulai pertama Aku ketemu Rico, Aku udah ngerasa ada filling ama dia dan hingga sa'at ini tiap Aku bertemu dia rasanya hatiku kayak kesetrum listrik jantung berdetak kencang seperti genderang mau perang keringat bercucuran panas dingin rasanya. Aku selalu memandangnya dari kejauhan Aku tak pernah berani untuk berteman dekat dengannya karena Aku sendiri sadar Aku cupu, Aku hanya kutu buku si penjual kue, dan aku  anak orang sederhana sementara Rico anak orang kaya. Meskipun Aku tidak bisa dekat dengan Rico, memandangnya dari kejauhanpun aku sudah merasa senang. Setiap Aku didepan kelas Rico, Aku selalu ragu apa Aku harus masuk ke kelasnya Rico juga untuk menawarkan kue?. Dan akhirnya Aku beranikan diri untuk menawarkan kue keruang kelas Rico.
" Hai teman-teman ada yang mau beli kue? kuenya enak loch ada dadar gulung, onde-onde, kue lapis dan kue cucur ayo beli teman-teman beli 1000 gratis 1 loch ayo beli!!!"
" Apa-apaan ini kutu buku penjual kue, ngapain kamu jualan kue dikelasku sana jual di pinggir jalan, lagian ini kan sekolahan bukan tempat orang jualan. Apa lagi yang kamu jual itu kue-kue kampung. Haducchhh udah cupu norak kampungan lagi " kata Windy sambil melemar kue-kue yang aku jual"
Aku pun marah " Windy, kamu itu apa-apaan sih gak sopan banget aku kan disini jualan dengan baik-baik dan aku gak maksa agar kamu beli ngapain kamu sewot ?"
" Eh kutu buku penjual kue nyolot amat loe? di kelas ini semua anak orang kaya dan mereka gak level makan kue-kue kampung kayak yang kamu jual ini. Ia kan teman-teman??"
semua murid di dalam kelas hanya terdiam.
" Kata siapa ? Aku mau beli semua "
Kata Rico sambil berjalan kearahku.Sementara Aku tertegun melihat Rico.
" Masih berapa banyak kuemu Sekar?"
Aku menjawab dengan terbatah batah dan gerogi " Ini masih 12 buah"
" Aku beli semua, jadi berapa jumlah uangnya?"
Aku terdiam dalam hati Aku berkata " ya ampun mimpi apa aku semalam. Sekarang Rico mau ngebeli semua kueku??"
Windy pun tidak terima dengan ucapan Rico
" Rico sayang, ngapain kamu beli semua kue kampung ini? kalau perut kamu jadi sakit setelah makan kue ini gimana?"
"Kamu apaan sih Win, kita kan enggak pacaran jadi jangan panggil aku seperti itu ngerti!!lagian Aku suka kok sama kue tradisional"
" Tapi Rico aku tuch nggak mau kamu sakit perut gara-gara makan kue ini"
"Uda jangan banyak ngomong kamu Win, jadi berapa harganya berapa semua ini Sekar?"
" Cuman 4000 aja kok Rico ini udah termasuk bonusnya"
Rico pun membeli semuanya.
" Makasih ya Ric"
Rico hanya tersenyum. Tidak lama kemudian bel masuk pun berdering. Aku kembali ke kelas dengan perasaan senang. Jam pelajaran kembali dimulai Aku mengikuti pelajaran dengan senang dan semangat.

                Beberapa jam telah berlalu. Bel yang menunjukkan waktu pelajaran telah usaipun berbunyi kini waktunya murid-murid untuk berkemas dan pulang. Aku pun segera ke mushollah sekolah untuk sholat dhuhur. Seusai sholat seperti biasa sepulang sekolah Aku pergi ketaman, dan tak lama aku duduk disana Aku melihat Rico lewat dengan mengendarai motornya dan menghampiri.
" Sekar...Ngapain Kamu disini? Kamu enggak pulang?"
" Eh Rico..Enggak Co, Aku masih ingin duduk disini"
"Terus kalau Ibumu nyariin gimana?"
" Enggak kok..Ibu udah tahu kalau Aku disini sebelum pulang ke rumah "
" Oh gitu...gimana kalau Kamu Aku antar pulang kerumah kalau enggak salah rumah kita searah kan? ya sekalian biar Aku tahu rumah Kamu dan kalau bisa ya kapan-kapan Aku pengen belajar bareng ma Kamu"
" Oh gitu ya??Emm...lain kali aja ya!!Lagian Aku tadi udah janjian sama sopir angkot langganan Aku, tadi aku suruh tunggu di dekat perempatan lampu merah depan jam 2 siang "
" Oh... ya udah kalau gitu Aku pulang dulu ya, Assalamu'alaikum "
" Wa'alaikumsalam hati-hati ya "
Lagi-lagi Rico hanya tersenyum dan dia pun pergi. "Senyum Rico sangat manis rasanya kebanyang bayang terus". Kata ku di dalam hati sambil cengar-cengir sendiri
Dari Arah belakang ada Windy dan Elma dia langsung datang menghampiriku dan marah-marah
" Eh kutu buku penjual kue ngapain loe cengar cengir sendiri? loe naksir sama Rico? jangan sampai loe coba-coba ngedeketin Rico, dia itu calon pacar gue" Kata Windy
" Ya bener lebih baik loe menjauh dech sadar diri kek loe itu jelek, cupu, miskin lagi, ya... enggak mungkin lah Rico suka ma loe jadi jangan ngarep dech " Kata Elma merendahkanku
" Ha??Calon pacar? hello yang seharusnya enggak berharap terlalu banyak itu elo, PD amet loch bilang Rico itu calon pacar loe, jelas-jelas dia enggak suka sama loe"
" Loe sok tahu, dia bukan enggak suka sama gue tapi dia masih malu ngakuinnya dan gue butuh beberapa langkah lagi untuk ngedapatein dia. Lebih baik loe pergi dan jangan ganggu misi pedekate gue ama Rico!"
" Oh gitu ya?? jadi Rico masih malu ya?belum jadi pacar aja Rico udah malu emang loe kan malu-maluin jd dia malu untuk jadi pacar loe. Eh udah dulu ya gue udah di tunggu sopir gue. Babay tukang malu-maluin"
" Eh loe dasar kurang ajar. Lagaknya kayak punya sopir? padahal juga sopir angkutan umum"
Windy terus saja mengomel. Aku pun segera berlalu meninggalkannya dan segera datang menghampiri bang Bagus sopir angkot langganan ku.
" Kenapa neng Sekar kok lari-lari gitu?" tanya Bang Bagus penasaran karena ngeliat Aku lari ngos-ngosan
" Itu Bang di kejar-kejar sama hantu malu-maluin "
"Ha? Hantu malu-maluin? emang ada neng? biasanya hantu kan genderuwo, kuntilanak, pocong, suster ngesot "
Aku segera masuk kedalam angkot dan Bang Bagus segera mengemudikan angkotnya.
" Haduch Bang yang ini lebih serem dari pada hantu-hantu yang abang sebutin tadi"
"Oh gitu ya non.. Ya udah banyak-banyak baca do'a aja non ni hantu enggak tahu masih siang kali ya kok udah keluar nakut-nakutin"
"Ni hantu emang kurang tahu diri Bang, uda baca do'a sampai baca Al-Baqarah tadi Bang"
"Lain kali kalau ketemu hantu itu lagi kasih tahu Abang neng biyar Abang yang hadapin"
" Hahaha...oke dech bang siap !!!"
Begitulah Bang Bagus sopir angkot langganan ku dari SMP sampai sekarang. Tiap berangkat dan pulang sekolah Bang Bagus selalu setia mengantarku bahkan ketika angkotnya penuh dia selalu kasih tempat duduk spesial buat Aku , kursi depan sampingnya Bang Bagus.  Ku duduk di muka di samping pak sopir yang sedang bekerja menyetir angkot supaya baik jalannya hai... tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk... Hahaha uda kayak lagu naik delman aja ini kan naik angkot. Bang Bagus emang agak telmi orangnya tapi Bang Bagus baik kok dan satu lagi sok jadi pahlawan baca lagi dech omongan bang Bagus " lain kali kalau ketemu hantu itu lagi kasih tahu Abang neng biyar Abang yang hadapin " sok pahlawan banget kan padahal kemarin aja dia denger suara hantu dari nada dering telefon aja dia uda ketakutan  apa lagi si hantu windy yang malu-maluin dan super ketus itu, ya ampun bang bang.

              Setibanya dirumah, Ibu segera menyuruhku untuk ganti pakaian dan menyiapkan makan siang untukku. Aku pun segera melaksanakan perintah Ibu.
" Sekar Ayo cepet makan siang nak Ibu sudah siapkan untuk kamu "
Aku segera keluar kamar dan menuju tempat makan
"Iya Bu makasih"
"Udah sholat dhuhur tadi nak?"
" Udah Bu..sepulang sekolah langsung ke mushollah sholat terus duduk-duduk ditaman sambil nunggu Bang Bagus"
"Pinter...Gimana hasil jualan hari ini ?"
"Oh laris manis Bu tak tersisa, ini hasilnya!"
" Alhamdulillah "
" Oh iya seperti biasa Bu hasil yang jualan di kelas aku bagi dua dengan Nabila kan dia uda bantu aku jadi ya aku kasih upah."
"Iya nak kamu harus inget kebaikan orang kalau dia baik sama kita, kita harus juga baik sama dia tapi kalau dia jahat sama kita, kita harus baik sama dia. kita enggak boleh membalas dengan hal yang buruk nak itu enggak baik"
" Iya Bu, Sekar ngerti kok"
" Oh iya ini uang buat kamu, kan kamu udah bantu ibu jualan juga jadi kamu juga dapat upah"
"Enggak Bu... Itu Ibu simpan saja buat keperluan rumah ini, uang jajan Sekar masih ada kok kan cuman berkurang untuk bayar angkot aja"
" tapi Sekar??"
"Udah Bu itu buat Ibu saja"
"Ya udah kalau itu mau kamu. Kamu emang anak Ibu yang paling cantik, baik, pinter, top pokoknya Ibu bangga punya anak sepertimu Sekar"
"Ibu ini bisa saja"

              Waktu pun cepat sekali bergulir. Matahari mulai menyinari bumi. Seperti biasa Aku selalu berangkat pagi agar aku tidak telat karena jarak rumahku dengan sekolah lumayan jauh. Setibanya di sekolah Aku melihat Rico didepan pintu gerbang dia segera datang dan menghampiriku.
"Assalamu'alaikum Sekar selamat pagi "
" Wa'alaikum salam Rico selamat pagi juga, kok enggak masuk malah di depan pagar?"
" Ia lagi nungguin kamu Sekar"
"Ha??Nungguin Aku?" sepontan Aku kaget
" Ia. Aku kan mau beli kue kamu. kali ini bawa kue apa sekar?"
dalam hati aku berkata " oh mau beli kue kirain lagi nungguin aku beneran?"
"Hari ini bawa mendut, naga sari, sama bikang kalau kali ini beli 2000 gratis 1"
" loch kok naik? kemarin kan 1000 gratis 1 "
"Iya kali ini harganya ada yang beda kalau mendut sama naga sari harganya 1000an kalau bikangnya 1500an ini lebih besar loch dijamin lebih puas makannya"
"Oh gitu.. ya uda aku beli bikangnya donk 5 buah "
"Oke jadi totalnya 7500 ni aku kasih bonus 4 dech buat kamu"
"Loch jangan entar kamu rugi loch kan seharusnya dapet bonus 3"
"nggak kok ini khusus buat pelanggan pertama jadi ya enggak papa, eh kamu minta bonus apa ini ? mendut, naga sari, apa bikang ?"
"Bonusnya apa ya??ini kan Aku udah beli bikang jadi bonusnya 2 mendut sama 2 naga sari aja dech"
"Oke siap. ini bikangnya dan ini kue bonusannya"
"Makasih ya Sekar"
"Sama-sama pelanggan pertamaku"
Rico tersenyum dan pergi. Aku segera masuk ke kelas. Sebelum bel masuk sekolah aku selalu menawarkan kue-kue yang ku jual ke teman-teman dalam kelasku. Alhamdulillah temen-temen banyak yang beli. Bel masuk pun berdering kami segera begegas ganti seragam olah raga karena pelajaran jam pertama adalah waktunya pelajaran olah raga. Setelah ganti pakaian, kami semua segera menuju kelapangan dan kelas dalam keadaan sepi. Setelah selesai pelajaran Kami segera kembali kekelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Begitu didepan pintu kami terkejut karena pintu kelas kami terbuka ternyata ketua kelas lupa mengunci pintunya. Kami segera masuk ke kelas dan memeriksa barang-barang kami didalam. Dan ternyata uang hasil Aku berjualan kue hilang. Aku pun kebingunggan teman-teman berusaha membantuku untuk mencari namun tidak ketemu dan akhirnya aku lapor ke Guru. Guru segera menggeleda tas milik murid-murid dikelas dan gurupun tak menemukannya di duga yang mencuri adalah murid dari kelas lain. Pak Sunaryo selaku wakil kesiswaan segera memproses dan menindak lanjuti perkara ini.
Ketika jam istirahat tiba, Aku tetap masih berjualan seperti biasanya walau aku sudah kehilangan uang, kali ini aku lebih berhati-hati. Sementara Nabila tetap membantu Aku berjualan didalam kelas Dia pun lebih hati hati dan teliti sekarang karena Dia tidak mau Aku kehilangan uang lagi. Ketika Aku berkeliling, Aku melihat Rico yang berdiri di depan mushollah ketika dia melihatku, dia langsung menghampiriku.
"Sekar, bagaimana apa uang kamu sudah ketemu?Aku dengar katanya uang kamu dicuri?"
"Belum Ric, Aku juga belum tahu siapa pelakunya. Padahal tadi sebelum olah raga uangnya Aku taruh di tas dan setelah selesai pelajaran kami sekelas kembali dan ternyata kelas kami dalam keadaan terbuka dan uangku enggak ada"
"Kamu udah lapor ke guru?"
"Uda Ric, Pak Sunaryo masih memprosesnya"
"Mudah-mudahan lekas ketemu ya Sekar"
"Amin..Makasih Rico do'anya"
"Sama-sama, eh iya kalau sampai pulang sekolah nanti uang Kamu belum ketemu terus kamu mau bilang apa sama Ibu kamu?"
" Ya Aku jujur aja, Aku bilang kalau uangnya hilang di curi dan Pak guru masih memproses kejadian ini, ya semoga Ibuku bisa ngerti, Ibuku itu orangnya penyabar Ric"
"Oh gitu, semoga masalahmu cepat terselesaikan dan pelakunya segera tertangkap"
"Amin. Eh Aku kembali jualan lagi ya"
"Ia. Semoga kue yang kamu jual laris manis hari ini"
"Amin"
Aku pun pergi meninggalkan Rico dan kembali berjualan. Tak lama kemudian bel tanda istirahat telah usaipun berdering, Aku segera kembali ke ruang kelasku. Hari ini kue yang ku jual enggak bisa laku semua masih tersisah 15 kue. Ya enggak papa gini-gini uda laku banyak tetap bersyukur aja. "Almadulillah terimakasih ya Allah atas rezeki hari ini" kataku dalam hati. Aku pun mengikuti pelajaran dengan tetap semangat seperti biasanya.

Tak terasa beberapa jam telah berlalu dan bel menunjukkan waktu pulang pun telah berbunyi. Seperti biasa Aku ke mushollah terlebih dahulu untuk sholat dhuhur dan seusai sholat Aku di panggil Pak Sunaryo ke ruang guru.
"Sekar, kamu yang sabar ya!! Bapak belum menemukan siapa orang yang mencuri uang kamu"
"Iya Pak enggak papa nanti juga ketahuan kok, sepandai-pandainya tupai melompat dia pasti akan jatuh juga"
"Iya Sekar kamu benar, Bapak akan terus memproses kejadian ini"
"Makasih Pak, Sekar pamit dulu, Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Aku pun ketaman dan di taman Aku melihat Rico yang lewat dengan mengendarai motornya dan datang menghampiriku
"Sekar. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam Rico"
"Gimana uang kamu sudah ketemu?"
"Belum Co"
"Kamu yang sabar ya nanti juga ketemu kok pelakunya"
"Iya, Aku yakin kok pelakunya bakal ketemu"
"Eh gimana jadi kapan ini aku boleh ngantar kamu pulang?"
"Ha ngangtar pulang?"
"Iya Aku kan pengen tahu rumah kamu"
"Oh Aku belum tahu Co soalnya tiap hari Aku diantar jemput sama sopir angkot langganan Aku"
"Ya udah besok kamu ngomong pulangnya enggak usah nunggu Bang soalnya Aku bareng sama temenku"
"Ya udah besok aku bilang sama sopir angkot langgananku"
"Aku pulang dulu ya Sekar, Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam Rico"
Aku pun berjalan menuju lampu merah depan jalan karena Bang Bagus sudah datang. Sepulangnya dirumah, Aku langsung bilang ke Ibu soal kejadian tadi di sekolah.
"Assalamu'alaikum Sekar pulang Bu"
"Wa'alaikumsalam"
Ku cium tangan ibu sambil meminta maaf
"Bu ma'afin Sekar ya, uang hasil jualan kue hari ini hilang. Waktu seusai pelajaran olah raga kami sekelas terkejut karena pintu kelas kami terbuka dan setelah kami periksa barang kami masing-masing ternyata uang hasil jualan kuenya hilang Bu"
"Astaghfirullah, berarti uangnya di curi?"
"Diduga seperti itu Bu dan yang nyuri itu anak kelas lain"
"Ya Alloh, tega sekali anak itu? semoga kita lekas tahu siapa anak yang mencuri uang kita"
"Amin....Ma'afin Sekar ya Bu"
"Enggak papa nak ini bukan salah kamu kok, lain kali kamu harus lebih hati-hati ya"
" Iya Bu Sekar akan lebih berhati-hati"

               Ke esokan harinya Aku lebih berhati-hati lagi. Uang yang tadinya selalu aku tinggal ditas ketika aku pergi sekarang selalu Aku bawa dan ketua kelas selalu memastikan pintu ruang kelas kami terkunci jika seluruh murid tidak ada dalam kelas.Pagi-pagi sebelum bel masuk seperti biasa teman-teman selalu membeli kue-kue yang aku jual. Banyak dari mereka yang belum sarapan jadi sebagai gantinya mereka membeli kue dariku untuk sarapan pagi. Dari kerumunan teman-teman yang beli kue ada suara cowok yang manggil namaku
"Sekar...Sekar"
ternyata itu Rico, Aku terkejut Rico mendatangiku di dalam ruangan kelasku
"Ada apa Ric?"
"Bisa enggak ngomong sebentar?"
"Oh iya bisa, Eh Nabila tolong bantu Aku ya banyak anak-anak yang beli, Aku ada urusan sebentar ni"
"Ok siap Sekar"
Aku pun keluar depan kelas dan bicara dengan Rico
"Ada apa Ric?"
"Nanti jadi kan Aku antar pulang?Kamu udah bilang kan sama sopir angkot langganan kamu itu?"
"Oh udah kok tadi udah bilang kalau nanti nggak usah jemput aku sekolah dulu soalnya aku bareng temen"
"Yes.."
Rico merasa sangat senang dan aku pun heran melihatnya, Aku tak pernah melihatnya sesenang ini.
"Ya udah aku masuk ke kelas dulu ya Sekar. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Kami pun kembali kekelas masing-masing dan bel masuk pun berbunyi. Kami mengikuti pelajaran dengan semangat.
Waktu cepat sekali berlalu tak terasa waktu pulang pun telah tiba. Aku segera beres-beres dan bersiap untuk pulang. Saat di depan kelas ternyata Aku sudah melihat Rico berdiri disana menungguku
"Eh Rico, kamu kok udah disini?"
"Ia lebih awal kan lebih baik"
"Kamu ada-ada aja Ric"
"Ayo pulang Sekar"
Tiba-tiba Bu Rini memanggilku
"Sekar kamu mau pulang?"
"Ia Bu, ada apa?"
"Kemarilah sebentar Ibu ada perlu!"
"Baik Bu, Eh Rico Aku ke Bu Rini dulu ya"
"Iya silakan Sekar, itu tempat kuenya biyar aku yang bawa"
"Beneran Ric?"
"Iya beneran"
"Ya udah gimana kalau kamu nunggu aku di taman aja?itu di tempat biasanya aku duduk?"
"Oh disitu? Apa enggak sebaiknya aku nunggu di depan pagar sekolah aja?"
"Enggak tunggu aja di taman"
"Ya uda terserah kamu dech Sekar, Aku tunggu di taman ya. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Aku pun bergegas mendatangi Bu Rini
"Ada apa Bu?"
"Gini Sekar besok kan ada rapat guru dan rapat besok lumayan lama jadi Ibu pengen pesen kue di kamu sebagai konsumsi untuk rapat besok"
"Oh iya Bu?Mau pesen kue apa Bu?"
"Besok Ibu pesan 30 kue lapis, 30 naga sari, 30 mendut"
"Oke Bu, siap besok akan saya bawakan pesanan Ibu"
"Ini Ibu kasih uang DPnya dulu ya 50rb besok sisanya Ibu kasih"
"Iya Bu, makasih. Sekar pulang dulu ya Bu. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Aku pun segera keluar sekolah dan menghampiri Rico yang sudah menunggu di taman. Dengan perasaan gembira aku tersenyum-senyum sendiri sambil jalan. Ketika dalam perjalanan ke taman Aku bertemu dengan 3 murid laki-laki dari sekolah lain.  Mereka pakai masker sehingga aku tak dapat tahu wajah mereka. Mereka menyergap aku di tengah jalan yang sepi.
"Hei berhenti kamu"
"Siapa kalian?"
"Jangan banyak tanya, cepat serahkan uang kamu atau kamu akan Aku tusuk"
tiga murid laki-laki itu mencoba mengancamku. Aku pun ketakutan karena mereka bawa pisau.
"Aku enggak punya uang"
"Teman-teman ayo kita geledah tasnya"
dan akhirnya mereka menggeleda semua isi tasku dan mereka berhasil menemukan separuh dari hasil kue jualan hari ini. Aku berusaha untuk teriak-teriak namun tidak ada seorang pun yang membantu karena memang tidak ada orang yang lewat. Dan tak lama kemudian Aku mendengar suara motor. Ternyata itu Rico yang datang
"Hei, siapa kalian?" tanya Rico yang berusaha menolongku, tetapi ketiga murid laki-laki itu pun segera pergi. Rico berusaha mengejar mereka namun gagal.Rico membatu ku mengemas barang-banrangku yang tercelecer di jalan karena tadi tasku habis digeledah oleh tiga murid berandalan itu.
"Kamu enggak papa Sekar?"
"Aku enggak papa, tapi separuh uang dari hasil Aku berjualan di curi"
"Ha?kurang ajar mereka awas saja nanti kalau Aku sudah tahu siapa kalian"
"Untung saja yang separuh tadi aku taruh di saku jadi enggak semuanya dicuri"
"Ma'afin Aku ya Sekar, Aku datang terlambat kalau saja tadi Aku tidak datang terlambat Aku pasti bisa menolongmu"
"Enggak papa kok Rico, Aku juga yang salah karena Aku menyuruhmu untuk menunggu di taman."
"Iya udah Ayo kita pulang Sekar"
Rico pun mengatar Aku pulang. Setibanya di rumah Aku langsung bercerita ke Ibu soal kejadian tadi
"Assalamu'alaikum Bu Sekar pulang"
"wa'alaikumsalam nak, ini sipa ? teman kamu?"
"Kenalin Bu ini Rico, temannya Sekar"
dengan ekspresi terkejut Rico bersalaman dengan Ibuku
"Rico, Tante"
"Kalian teman sekelas?"
"Bukan Tante, Kami beda kelas. Tapi kami saling mengenal. Sekar itu termasuk murid yang terkenal tante di sekolah"
"Oh iya?"
"Iya karena Dia itu murid yang rajin, pintar sering dapat juara, dan dia juga sering keliling jualan kue keruangan-ruangan sekolah jadi banyak sekali yang kenal Sekar, oh iya kue buatan Tante enak ya, saya sering Beli kue di Sekar"
"Oh gitu, makasih ya, eh Ibu buatin minum dulu ya kalian pasti haus"
"Ah, enggak usah Tante malah ngerepotin aja"
"Enggak kok, tante buatin dulu ya"
Sementara Ibu buatin minum untuk kami, Aku masih terus merasa gelisah. Aku takut buat Ibu kecewa karena sudah dua kali berturut-turut aku buat kesalahan.
"Ini nak Ayo di minum tehnya"
"Makasih tante"
"Ibu, Sekar mau ngomong sesuatu sama Ibu"
"Ngomong apa nak?"
"Ma'afin Sekar ya, tadi sepulang sekolah Sekar dirampok sama tiga murid laki-laki dari sekolah lain"
"Apa kamu di rampok? tapi kamu enggak papa kan?"
"Sekar enggak papa Bu, tapi separuh dari uang hasil Sekar jualan di ambil"
"Enggak papa nak, bagi Ibu uang bukan yang terpenting, yang terpenting adalah kamu. Melihat kamu baik-baik saja dan tak terluka Ibu sudah merasa senang,yang paling penting itu Kamu karena kamu adalah satu-satunya permata yang Ibu punya, kalau uang kan bisa dicari lagi. Siapa tahu Allah besok memberikan rizky yang lebih banyak lagi dari pada hari ini?"
"Makasih Bu, Sekar sayang sekali sama Ibu"
"Ibu juga sayang sama kamu Sekar"
Rico tersenyum melihat keharmonisanku dengan Ibu
"Eh iya Ibu besok Bu Rini pesan kue untuk rapat 30 kue lapis, 30 mendut, 30 naga sari, ini uang Dpnya Bu"
"Alhamdulillah, itu apa Ibu bilang Allah itu Maha Kaya. Sekarang kita kehilangan tapi Allah akan memberi lebih untuk hari berikutnya jika kita tetap bersabar dan mensyukuri apa yang telah Allah berikan untuk kita. Insyaallah hidup kita akan lebih indah dan barokah nak"
"Amin"
" Tante udah sore Rico pamit dulu ya, nanti di cariin sama Mama"
"Ternyata kamu masih anak Mama Ric?"sindirku
"Hahaha ya enggaklah. Tapi namanya juga orang tua kalau anaknya belum pulang kan juga khawatir"
"Kamu benar Rico, ya sudah hati-hati di jalan ya"
"Iya Sekar, besok pagi aku antar berangkat ya kamu besok kan bawa kue banyak jadi aku bisa bantu kamu bawain"
"Tapi Aku belum bilang sama Bang Bagus"
"Ya besok aja bilangnya Bang Bagus pasti ngeti kok"
"Iya dech kalau gitu, makasih ya Rico"
"Sama-sama sekar, Tante saya pulang dulu ya, Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam" jawab ku dan Ibu serentak
"Hati-hati ya nak dijalan"
"Iya Tante makasih"
Rico pun segera pulang

               Ke esokan harinya pagi-pagi sekali Rico sudah datang kerumahku. Aku segera berkemas untuk berangakat sekolah.
"Ibu Sekar berangkat dulu ya. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
"Tante Rico sama Sekar berangkat ya"
"Iya Nak Rico hati-hati di jalan"
Rico pun mulai menyetir motornya dengan hati-hati karena banyak sekali kue yang Aku bawa. Di depan perempatan jalan lampu merah Aku melihat Bang Bagus sedang menungguku, Aku menyuruh Rico untuk menghentikan motornya dan segera turun dari motor Rico lalu menghampiri Bang Bagus.
"Bang Bagus ma'af ya hari ini Aku enggak naik angkot Abang dulu karena Aku uda di jemput temen".
"Temen apa temen neng? Pacar baru ya? kok samapi rela gitu bonceng eneng sambil bawa kotak-kotak kue banyak gitu?"
"Abang apa'an sih? Cuman temen kok"
" Masak neng ? Ya udah Abang mau narik dulu ya Neng! Tak do'ain biyar hubungan eneng langgeng"
"Bang Bagus kan udah Sekar bilang tadi Aku sama dia itu cuman temen, ya udah Sekar berangkat sekolah dulu Bang"
"Iya neng hati-hati"
Aku dan Rico pun melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian kami sampai disekolah. Ternyata perjalanan dari rumah kesekolah naik motor jauh lebih cepet dari pada naik angkot dan bisa menghemat uang saku jadi enggak pelu ngeluarin uang buat bayar angkot xixixixi. Pikirku dalam hati
Setibanya di sekolah. Ternyata sekolah masih sepi belum terlalu banyak anak yang datang maklum sekarang masih jam 06.15 masuknya kan jam 7 pagi. Setelah memarkirkan motornya Rico membantuku membawakan kotak-kotak kueku ke dalam kelas.Dan setelah itu Rico mengajak Aku ke kantin untuk sarapan.
"Sekar, Kamu belum sarapan kan tadi?"
"Belum kan tadi buru-buru"
"Ya udah ayo ke kantin, Aku teraktir dech. Aku juga belum sarapan tadi soalnya"
"Tapi ini barang-barangnya gimana? siapa yang jaga?"
"Oh iya belum ada temen sekelasmu yang datang dan kuncinya kan di bawah sama ketua kelas"
"Taruh mana ya? kalau kita bawa kekantin kan enggak mungkin?Ya udah Aku tunggu di sini aja nanti yang buat Aku di bungkus aja"
"Ah jangan kan enggak enak, Aku kan ngajakin kamu masak ia aku makan sendirian disana?"
"Ya udah taruh di lemari kosong ini aja gimana?"
"Emang aman?"
"Insyaalloh Ric, aman, Eh ini ada kue untuk kamu, gratis kok"
"Kue lapis, wah enak, Aku makan sekarang ya"
Aku hanya tersenyum sambil menaruh kue-kue di dalam lemari.
"Emm.. enak,eh uang, terus barang-barang kamu yang berharga udah kamu bawa semua kan?"
"Uda kok Ric"
"Ya udah let's go to cantien!"
Kami berdua pun pergi ke kantin. Kami memesan makanan dan makan disana sambil bercanda. Seusai makan kami kembali ke kelas masing-masing. Sebelum bel masuk berbunyi Aku keruang guru terlebih dahulu untuk mengantarkan pesanan kue Bu Rini
"Assalamu'alaikum Bu Rini"
"Wa'alaikumsalam, gimana kuenya?"
"Beres Bu 30 kue lapis, 30 mendut, sama 30 nagasari"
"Iya... jadi kurang berapa? 25.000 kok Bu. Bu ini bonusan kue dari saya Bu setiap pembelian 2000 gratis 1."
"Makasih ya Sekar"
"Sama-sama Bu, Sekar kembali ke kelas dulu ya. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Bel masuk telah berbunyi. Aku kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran. Hari ini Rapat dimulai pukul setengah 9 jadi akan ada jam kosong nanti dan paling hanya akan dikasih tugas oleh guru.Aku mengikuti pelajaran dengan giat selama jam pertama. dan pada jam kedua saat jam setengah 9 waktu pelajaran Kimia Bu Sany tidak dapat hadir mengajar karena ikut rapat dan Bu Sany hanya memberi kami tugas. Kami mengerjakan tugas dari  Bu Sany dengan disiplin tanpa gaduh. 10 menit sebelum jam istirahat Aku dipanggil ke ruang rapat oleh Bu Sany. Dalam hatiku bertanya-tanya kenapa aku di panggil keruang rapat sementara rapat belum usai.Ketika di dalam ruangan rapat Aku terkejut karena semua guru pada sakit perut. Banyak guru yang segera di bawa ke UKS untuk mendapatkan perawatan.
"Kenapa dengan para guru Bu?" tanyaku kebingunggan
"Kamu tahu, kue yang Bu Rini beli dari kamu ini beracun, jadi semua guru sakit perut setelah memakannya"
"Apa? enggak mungkin Bu? Sekar dan Ibu enggak naruh barang beracun di kue"
"Terus ini apa buktinya? Ibu mencium bahan beracun dari kue kamu???"
"Tapi Bu??"
"Ibu akan segera memanggil Ibumu untuk datang ke sekolah dan mempertanggung jawabkan semua ini"
Bu Sany sangat marah kepadaku. Tapi beneran Aku dan Ibu tidak menaruh barang beracun di kue. Hanya dua guru yang tidak sakit perut karena belum memakan kuenya yaitu Bu Sany dan Pak Sunaryo. Bu sany marah kepadaku, sementara Pak Sunaryo percaya padaku bahwa Aku tidak akan melakukan semua itu.Aku kembali ke kelas dalam keadaan lemas. Di seluruh ruang kelasyang kulewati terdengar semua orang sedang membicarakanku dan banyak dari mereka yang bilang tidak akan membeli kue dariku lagi.
Selain Pak Sunaryo ada juga Nabila dan Rico yang percaya kepadaku. Mendengar kejadian ini Rico langsung datang ke kelasku.
"Sekar, ada apa lagi?"
"Aku enggak tahu Ric, semua guru pada sakit perut setelah makan kue yang aku jual?"
"Apa sakit perut? enggak mungkin padahal tadi pagi kan aku makan kue lapis dari kamu dan aku enggak papa"
"Aku juga enggak ngerti Ric, Bu Sany bilang kue ku ada bahan racunnya". aku berkata ke Rico sambil menangis.
" Aku harus selidiki ini semua" kata Rico yang sangat percaya terhadapku
Rico mengangkat kepalanya ke atas dan sambil berpikir. Lalu dia tiba-tiba mengajakku ke ruang guru
"Ayo ikut Aku ke ruang guru Sekar"
"Ngapain, kesana?"
"Uda ikut saja"
Setibanya disana dia mengajakku untuk menemui Pak Sunaryo.
" Pak Sunaryo, Saya yakin bukan Sekar pelakunya, selama ini Sekar terkenal sebagai siswa yang rajin, sopan dan pintar, ia juga sering membawa nama harum sekolah ini jadi ia tidak mungkin berbuat seperti itu"
"Iya Bapak pikir juga seperti itu, tapi apa buktinya"
"Kalau Bapak ingin bukti, Bapak lihat saja di rekaman CCTV yang ada di ruang kelas Sekar!"
" Tapi kan CCTV di ruang kelasnya Sekar sedang rusak dan baru besok di benahin"
"Kalau begitu Bapak lihat saja rekaman CCTV yang ada di setiap lorong sekolah ini siapa tahu ada rekaman yang menghasilkan bukti disitu"
Kami pun melihat rekaman CCTV dan terbukti memang bukan Aku pelakunya. Terekam pada pagi hari tadi saat Aku dan Rico ke kantin Windy masuk ke ruang kelasku entah apa yang dia lakukan kami tidak tahu karena CCTV yang ada di dalam ruang kelasku rusak.Kami juga mencari rekaman CCTV pada hari Kamis sa'at olah raga dan saat Aku kehilangan uang ternyata di rekaman itu Windy lagi yang masuk ke kelasku. Dan akhirnya Pak Sunaryo memanggil Windy ke ruang guru.
" Windy, apa kamu yang melakukan semua ini? dari hilangnya uang Sekar, sampai memberikan racun pada kue yang Sekar jual?" tanya Pak Sunaryo dengan tegas
"Bapak ini apa-apan sih, jelas-jelas Sekar yang menaruh racun pada kuenya dan untuk uang Sekar yang hilang Windy enggak tahu Pak"
" Lebih baik Kamu jujur karena Bapak sudah punya semua bukti-buktinya lewat rekaman CCTV "
" Rekaman CCTV? bukannya rekaman CCTV yang ada di dalam kelasnya Sekar itu rusak?"
" Kamu tahu darimana kalau rekaman CCTV iku rusak? memang CCTV didalam kelas Sekar rusak tapi CCTV yang ada di lorong-lorong tidak"
Windy hanya terdiam seketika kulihat dia ketakutan, tapi dia berusaha menutupinya.
" Sekarang Bapak akan panggil orang tua kamu untuk datang ke sekolah"
" Orang tua yang mana Pak? Mama saya kan sudah meninggal tiga bulan yang lalu"
"Papa kamu"
"Oh orang tua jelek itu? panggil aja dia, dia bukan Papa Windy, Dia itu cuman perusak dikeluarga Windy. Lagian Dia juga enggak punya hak untuk marah-marah ke Windy"
"Tutup mulutmu Win. Kamu enggak pernah diajarin sopan santun ya sama Mamamu?"
Windy hanya diam tak memperdulikan. Aku dan Rico tetap di ruang guru. Pak Sunaryo segera menelefon Papa Windy dan menyuruh beliau untuk datang. Sementara Pak Sunaryo mengurus kejadian ini Bu Sany berusaha menenangkan murid -murid yang gaduh di semua ruangan kelas yang ada di sekolah. Bu Sany berkeliling untuk memberikan tugas pada setiap kelas. Sementara siswa-siswi yang ikut ekskul dan bertanggung jawab untuk PMR menolong para guru yang keracunan.

Setengah jam kemudian Ibuku datang. Pak Sunaryo segera mempersilahkan Ibu untuk duduk.Ibu agak kebingunggan karena baru kali ini Ibu di panggil ke sekolah.
" Assalamu'alaikum"
" Wa'alaikum salam Ibu. Ibunya Sekar? "
" Iya Pak Saya Bu Wati, Ibunya Sekar ada apa kenapa saya di panggil kesekolah Pak?"
"Ma'afkan saya Bu, karena ini tadi ada kesalah pahaman, semua guru sakit perut setelah memakan kue yang di beli dari Sekar?"
" Apa Pak jadi semua Guru keracunan?"
" Ia Bu, Bu Wati jangan panik karena kami tahu yang melakukan bukan Ibu atau pun Sekar, kami telah menemukan pelakunya "
" Siapa Bapak pelakunya?"
" Windy, dialah pelakunya Kami sudah mengumpulkan barang bukti dan memang Windylah pelakunya"
" Apa benar Kamu yang melakukannya nak?"
 Windy hanya diam dan acuh. Ibu bertanya lagi
" Atas dasar apa kamu melakukannya nak? apa Sekar pernah berbuat salah sama kamu? kalau ia maafkanlah Sekar nak!!Sesungguhnya Allah itu Maha Pemaaf dan kita sebagai hambanya juga harus bisa memaafkan nak!!"
" Ternyata anaknya kutu buku penjual kue, Ibunya sang penceramah. haduch Bu ini itu sekolah bukan tempat pengajian ngapain sok nyeramahin Saya???"
Aku dan Rico hanya diam. Pak Sunaryo marah mendengar perkataan Windy
" Windy, kamu yang sopan sama orang yang ledbih tua dari kamu!!"
Windy acuh tak menghiraukan perkataan Pak Sunaryo. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dan mengucap salam.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam, apa anda Papanya Windy?"
"Ia betul ada apa dengan anak saya?"
Aku dan Ibu terkejut ternyata Papa Windy adalah Ayahku.
"Ayah?" ucapku terkejut
"Ayah? jadi ternyata dia Ayah kamu?" ucap Windy dengan nada tinggi
"Sekar, Wati??" Ayah pun ikut terkejut.
"Sebenarnya ada apa ini Pak guru?" sambung Ayah kebingunggan
Pak Sunaryo pun binggung dengan situasi ini. Pak Sunaryo berusaha menjelaskan kepada Ayah.
" Jadi gini Pak, hari kamis lalu Sekar kehilangan uang dan pada hari ini semua guru sakit perut setelah makan kue yang Sekar jual, dan kami melihat rekaman CCTV bahwa Windy lah yang melakukan semuanya"
dan diperlihatkanlah rekaman CCTV pada Ayah.Ayah pun marah kepada Windy
" Apa-apaan kamu ini nak? Apa yang kamu lakukan , kenapa kamu berbuat hal yang sangat keji itu?"
" Jangan panggil Aku nak karena aku bukan anakmu, anakmu itu Sekar bukan aku, aku sudah enggak punya orang tua lagi di dunia ini Papa dan mamaku sudah meninggal dan kamu bukan siapa-siapa kamu cuman perusak dikehidupanku. Ternyata buah itu emang jatuh enggak jauh dari pohonnya, anak dan ayah sama saja sama-sama perusak hubungan orang. Ayahnya udah ngambil Mamaku eh anaknya ngambil Rico cowok yang Aku suka"
Rico enggak terima dan dia langsung bilang
"Kalau kamu suka sama orang jangan maksa donk, aku kan udah bilang kalau aku enggak suka kamu terus ngapain kamu jahatin Sekar segala?"
" Karena Sekar berusaha deketin kamu dan ngedapetin kamu Rico"
" Bukan Sekar yang berusaha deketin Aku, tapi Aku lah yang deketin Sekar, karena apa? karena Aku suka sama Dia "
Aku terkejut mendengar pengakuan Rico, apa Dia beneran suka sama Aku? tapi bukan itu yang harus Aku pikirkan sekarang yang lebih penting sekarang adalah Ayah, Ibu, Aku dan Windy.
Windy makin memuncak dia makin masuk kedalam amarahnya
" Apa kamu bilang, kamu suka sama Sekar? kalau Aku enggak bisa dapetin Kamu berarti Sekar juga tidak bisa dapetin kamu, Aku akan terus ganggu Sekar"
Ayah marah mendengar ucapan Windy
" Windy apa yang kamu ucapkan? kalau Kamu tidak mau minta ma'af sama Sekar kamu akan Papa kurung didalam kamar sampai kamu benar-benar menyadari kesalahanmu "
" Belain aja itu anak Kamu, lebih baik kamu keluar dari rumah Aku, Kamu bukan Papaku kamu penghancur"
" Windy mulai sekarang Kamu pulang kerumah Kamu tidak boleh masuk sekolah selama seminggu ". Pak Sunaryo yang merasa kesal tiba-tiba memberi hukuman ke Windy
" Oke, terima kasih Pak Sunaryo. Saya senang dengan keputusan Pak Sunaryo, dan untuk Kamu Pak tua Aku tidak akan pulang ke rumah kalau kamu enggak mau pergi dari rumahku "
Windy pun pergi begitu saja dari sekolah tanpa mengambil tasnya. Ayah meminta maaf atas kejadian yang dilakukan oleh Windy kepadaku, Ibu, Rico dan Pak Sunaryo. Ibu hanya terdiam ketika Ayah meminta maaf kepadanya. Sesegera mungkin Ayah pamit dan meninggalkan sekolah lalu mencari Windy.Pertikaian ini berlangsung lama sekitar 3jam sampai tiba waktu pulang. Aku pun pulang bersama Ibu naik angkotnya Bang Bagus sementara Rico mengikuti kami sampai kerumah dari belakang. 1 jam kemudian kita sampai di rumah.
Masih dalam keadaan lemas Ibu berkata kepada Rico.
" Makasih ya nak, kamu sudah mengantarkan kami sampai kerumah "
" Tante, Saya hanya mengikuti dari belakang "
" Tapi kami sudah memastikan kalau kami baik-baik saja dalam perjalanan"
" Tante, sama Sekar yang sabar ya, pasti ada hikmah dibalik semua kejadian ini"
" Ia nak tante ngerti "
" Rico pamit dulu ya Tante, Assalamu'alaikum"
" Wa'alaikumsalam nak "
Rico pun pulang, kami berusaha menenangkan hati dan fikiran kami. Kami sholat dhuhur berjama'ah. Semenjak Ayah dan Ibu cerai, Ibulah imam dalam sholatku dan Aku makmumnya. Kami berusaha melupakan kejadian tadi dan melalui semua seperti biasa. Malam harinya ada tamu datang kerumahku, dia mengetuk pintu dan mengucap salam
"Assalamu'alaikum"
ternyata itu suara Rico, Aku segera membukakan pintu dan mempersilahkannya masuk.
" Wa'alaikumsalam, eh Rico silahkan masuk!"
" Makasih Sekar, Aku kesini sama Papa Mamaku "
kujabat tangan kedua orang tua Rico bergantian
" Sekar, Om "
" Papanya Rico, Om Farhan "
Aku pun tersenyum dan Om Farhan juga tersenyum
"Sekar, tante "
" Mamanya Rico, Tante Suci "
Kedua orang tua Rico terlihat baik dan ramah, Aku senang bisa berkenalan dengan mereka. Dari arah belakang Ibu bertanya
" Siapa sekar yang datang? "
Aku pun langsung kedalam menghampiri Ibu
" Bentar ya Om, Tante Saya kedalam dulu "
di dalam dapur aku mendatangi Ibu yang sedang mencuci piring
" Ada Rico sama kedua Orang tuanya "
"Oh iya? ya udah kamu buatin minum gih, Ibu udah selesai cuci piringnya biayar Ibu kedepan dulu nemuin orang tuanya Rico "
"Ia Bu "
Ibu pun segera keruang tamu. Ketika di ruang tamu ibuku dan kedua orang tua Rico saling terkejut.
" Suci....." Sapa Ibu kepada Mamanya Rico dengan nada keras dan agak histeris seolah-olah baru melihat orang yang ia kenal dan sudah lama tak Ia temui.
Aku yang mendengar sapaan ibu dari dapurpun heran. Perasaan Ibu belum Aku kasih tahu namanya Mama Rico kok udah tahu?
Ketika minuman yang Aku buat sudah jadi, Aku langsung membawanya keruang tamu. Ketika di ruang tamu Aku mendengar percakapan antara Ibu dan kedua orang tuanya Rico yang sangat seru.
" Jadi, Ibu sama Papa Mamanya Rico uda saling kenal sejak dulu?" tanyaku sambil menaruh teh diatas meja
" Ia nak, Tante Suci ini teman les Ibu dulu, jadi ceritanya sebelum menikah kami itu pernah les masak " Ibu menjelaskannya padaku
" Ibu pernah les masak? pantes masakan Ibu enak banget kue buatan Ibu juga enak, makanya temen-temen pada suka kue yang Ibu buat "
" Kamu sekarang jualan kue ya Wat?" tanya Mama Rico penasaran
" Ia Ci, Jualan keliling, anakku juga ikut bantu jualan kelling, kalau aku jualan keliling di perkampungan sini kalau anakku jual kue di sekolahnya "
" Kok kamu enggak pernah cerita Co?" tanya Tante Suci pada Rico
" Kalau cerita semuanya kan enggak bakal jadi seru Ma?"
" Cerita? jadi sebelumnya Kamu udah pernbah cerita sedikit hal donk tentang Aku dan Ibu? tanya ku ke Rico
" Ia.. jadi sa'at Aku nganter kamu pulang kemarin itu, Aku terkejut loch wajahnya tante Wati kok sama kayak orang yang foto bareng sama Mama. Apa ini temen yang selama ini Mama cari? Tapi Aku masih belum bisa mastiin kalau Tante Wati itu beneran temen Mama apa bukan, karena waktu kemarin kan Aku belum tahu nama Tante Wati, terus tadi waktu di sekolah tante bilang ke Pak Sunaryo Iya pak saya Bu Wati, Ibunya Sekar, lalu sehabis pulang dari sini, Aku tanya ke Mama. Ma, temen mana yang difoto itukan namanya Tante Wati iya? Mama bilang iya Co, kenapa? loch sama kayak nama Ibunya temen Rico, wajahnya juga sama kayak yang difoto, akhirnya Mama penasaran dan ngajak kita untuk kesini."
" Betul kah itu Suci, berarti selama ini kamu nyariin Aku?" tanya Ibu ke Tante Suci
" Iya Wat, setelah menikah 6bulan kemudian kan Aku pindah rumah dan waktu itu Aku lupa untuk ngasih alamat baruku ke kamu karena kamu waktu itu lagi sibuk-sibuknya kerja di toko roti, terus 1tahun lebih setelah Rico umur 5bulan Aku coba dateng lagi kerumah kamu yang lama, eh ternyata kamu udah nikah dan udah pindah, Aku tanya ketetangga sekitar kamu mereka katanya kurang tahu pindah Kamu kemana?"
" Iya memang setelah Aku menikah, Aku pindah kesini, ma'af ya selama ini karena Aku udah buat kamu nyariin Aku begitu lama"
" Enggak papa kok Wat, kan sekarang udah ketemu, oh iya terus Ibumu dulu ikut kamu juga, kan dulu tinggal cuman berdua kamu dan Ibumu?"
" Setelah menikah, Ibu ikut kakak di Jogja, katanya lebih enak tinggal di Jogja lebih segar udaranya dari pada di Jakarta, dan 2 tahun setelah beliau pindah ke Jogja beliau meninggal kena penyakit kanker"
"Innalillahi wainnailaihiroji'un"
Ibuku dan kedua Orang Tuanya Rico terus bercerita,banyak sekali kenangan manis antara mereka bertiga. Tapi ku dengar Tante Suci dan Om Farhan tidak tanya tentang Papa, mungkin Rico sudah memberi tahu tentang perceraian Ibu dan Ayah. Sementara mereka bertiga asik bercerita, Aku dan Rico duduk-duduk di teras depan rumah.
" Bintangnya indah ya, andai Aku bisa memetiknya satu saja akan Aku berikan ke kamu Sekar " kata Rico yang berusaha mengombaliku.
" Haduch, ternyata Kamu juga jago ngegombal ya?"
" Aku serius Sekar, seperti yang Aku bilang tadi siang, aku bener-bener suka sama kamu "
" Kamu bercanda kan? "
" Aku serius Sekar, duarius malahan. Kamu mau enggak jadi pacar Aku?"
" Tapi Rico, Aku kan jelek, cupu, kutu buku, penjual kue lagi "
" Terus apa masalah? kan jelek bisa dirubah jadi cantik, cupu juga bisa dirubah jadi keren, kamu itu pinter, periang, ramah, baik itu yang aku suka dari kamu "
" Apa Kamu engak malu punya pacar kayak Aku?"
" Enggak, Aku malah bangga sama kamu, gimana diterima enggak?"
" Sebenernya Aku juga udah lama nyimpen rasa buat kamu, Oke Aku mau jadi pacar Kamu, tapi Kamu harus janji enggak akan nyakitin  dan ninggalin Aku "
" Oke siap Ratu hatiku, Akan ku laksanakan Titahmu "
" Ratu hati? gombal banget dech "
" Hehe dikit kan enggak papa, eh dingin ni ayo masuk kedalam, Aku enggak mau kamu sakit "
Kami berdua pun masuk lagi kedalam dan duduk disamping orang tua kami masing-masing. Aku dengar Tante Suci juga buka toko kue dan ternyata beliau adalah pemilik Toko Istana Bakery, toko roti yang terkenal super enaknya itu dan tiap harinya selalu laris manis.

" Gimana Kamu mau kan Wat nerima tawaran Aku tadi? jangan dipikir lama donk!!"
" Emang tawaran apa tante? " tanyaku peasaran
" Ini Tante namarin Ibu kamu untuk mengelola cabang kedua dari toko roti tante yang sebentar lagi akan tante buka, dan rencananya tante pingin Ibu kamu yang berkuasa penuh akan cabang roti kedua itu jadi Ibumu yang mengelola dan  resep kuenya dari Ibumu "
" Tapi apa rasanya akan sama tante? kan biasanya kalau cabang itu rasa dan kualitasnya harus sama dengan pertama?"
" Eh jangan salah rasa kuenya tante Wati itu sama loch kayak kue buatannya Ibu, waktu pertama kali aku coba kue yang kamu jual, Aku penasaran loch kok ada orang yang bisa buat kue yang rasanya sama persis kayak buatan Mama, Aku dulu bertanya-tanya gitu dalam hati terus sesampainya di rumah Aku kasih ke Mama, dan Mamapun penasaran tiap hari Aku beli kue banyak dari kamu itu juga untuk Mama ku jadi bukan aku makan sendiri, tapi Aku belum cerita kalau Tante Wati itu jualan kue "
" Oh pantesan, kamu sering beli banyak kue di Aku "
Jadi Kamu terima ya Wat tawaran Aku !!" pinta tante Suci ke Ibu
" Terus tempatnya gimana Tante? kita kan enggak punya banyak uang buat sewa tempat? tanyaku ke tante Suci
" Masalah tempat, kami sudah lihat tadi pagi di dekat pasar tempatnya bagus, dan strategis rencananya kami mau pakek tempat itu untuk jualan kue, dan kalau kamu setuju kami juga berencana memberikan modal ke kamu Wat, Jadi nama toko rotinya sama dengan toko roti miliki kami  Istana Bakery tapi cabang 2 dan semua penghasilan bersih kamu yang miliki "
" Ha? jadi kamu nyuruh Aku untuk mengambil seluruh keuntungan dari hasil jualan kue?Apa enggak sebaiknya di bagi dua? kan mananya Toko Istana Bakery cabang 2 terus masak ia semua penghasilan yang dicabang dua itu milikku?"
" Iya, jadi kami memberikan nama Toko kami dan memberikan pinjaman modal usaha kekamu, soal mengembalikan modalnya santai aja, enggak berbunga kok, di cicil juga enggak papa, dan sebisa kamu semampu kamu untuk membayarnya kami tidak memberikan batas waktu untuk kamu, itu terserah kamu pokoknya bisa lunas gitu, dan kenapa Aku pingin nama toko roti kita sama? karena toko roti aku kan udah terkenal banyak yang tahu jadi kalau kamu pakek nama toko roti aku insyaalloh toko roti kamu juga akan cepat terkenal. Selain itu kita akan jadi patner kerja yang saling kompak. "
" Ya Alloh suci, kamu sampai segitunya sama Aku, kamu baik banget"
"Jadi diterima tawaran Aku ya!!"
" Baiklah Aku terima, semoga kita tetap bisa menjalin tali silahturahmi dan menjadi teman sekaligus patner kerja yang kompak"
"Amin, besok aku ajak ketempat yang aku bilang tadi ya. tempatnya bagus loch dekat pasar, terminal dan enggak jauh dari situ banyak perkantoran serta ada tempat sekolah juga "
"Oh iya? Oke besok kan hari minggu kebetulan anak-anak libur jadi mereka bisa ikut"
"Tante kayaknya Aku dan Sekar enggak bisa ikut besok, soalnya mau jalan-jalan"
" Jadi ada yang mulai kencan pertama donk besok?" sindir tante Suci ke Aku dan Rico
" Hehe... Ya begitulah Ma"
" Kalian pacaran? " tanya Ibuku ke Rico
" Iya tante, di restuin ya!"
" Kalian boleh pacaran tapi harus tahu batasan-batasannya"
" Ok siap Tante " jawab Rico
Waktu pun semakin larut pukul setengah 10 mereka pulang.
Tak terasa waktu pun cepat bergulir. Matahari telah datang dan siap untuk menyinari bumi. Jam setengah 9 pagi Aku dan Rico berangkat. Entah Aku mau di ajak kemana Aku tak tahu.
"Kita mau kemana sih?" tanyaku ke Rico
" Kita mau kesuatu tempat yang bisa buat kamu tampil PD deket Aku"
" Kamu ini ada aja Rico "
Rico pun memboncengku, dan ternyata dia mengajak aku ke toko kaca mata. Kaca mataku di ganti dengan softlens agak terasa menganjal dimata tapi tampilanku terlihat lebih oke dari sebelumnya. Terus aku di ajak ke salon untuk facial dan wajahku terlehat lebih fresh dari sebelumnya, setelah ke salon dia ajak Aku ke boutiek dia nyuruh aku untuk nyoba berbagai pakaian dan dia bilang mulai sekarang Aku harus pakai hijab. Muslimah yang cantik itu menurut dia adalah yang bisa menjaga hatinya, pikirannya, dan pandai dalam menutupi auratnya. Setelah beli pakaian kami pulang dan dalam perjalanan pulang Aku melihat sepeda dengan plat nomor yang sama dengan murid yang pernah merampok Aku.
" Rico bukanya di depan kita itu sepeda motor dengan plat nomor yang sama kayak murid yang pernah ngerampok Aku , kamu masih inget?"
" Ia betul Sekar, itu yang di bonceng bukannya Windy?"
" Ha? ia benar itu Windy "
Kami pun berusaha mengejar sepeda motor tersebut dan di perempatan jalan lampu merah Windy berusaha mendorong kami supaya kami jatuh namun naas ternyata si cowok yang mengendarai motor itu tidak tahu kalau lampu menyalah merah dan akhirnya mereka tewas tertabrak Truk dari arah selatan perempatan jalan.

               Sebulan setelah kematian Windy Ayah menemui kami di rumah, Ayah meminta ma'af kepada kami berdua karena telah meninggalkan kami sendiri, dan Ayah bilang kalau Ayah telah meninggalkan semua hal tentang Tante Ratinah, Ayah menyerahkan semua yang di miliki tante Ratinah ke saudaranya karena Ayah sadar bahwa dia tidak berhak untuk memiliki atas apa yang dipunyai oleh Tante Ratinah. Setelah Ayah meminta maaf, Ibu pun memaafkan kesalahan Ayah dan mereka kembali menikah lagi. Keluarga kami kembali utuh. Kini Aku punya Ayah dan Ibu yang sayang sama Aku, punya Rico, tante Suci dan Om Farhan yang juga pengertian sama Aku. Semenjak Aku pacaran sama Rico, aku selalu diantar jemput sama Rico, tapi sesekali Aku minta dia untuk naik angkotnya Bang Bagus bersamaku. Sekarang Bang Bagus sudah punya hape dan kalau kami ingin naik angkot kami tinggal calling aja bang bagus.
" Haduch Bang lama sekali kita ini nunggu siapa lagi?" protes penumpang ke Bang Bagus yang telah lama nunggu Aku dan Rico keluar dari sekolah
" Nunggu ini ni Putri dan Pangeran dari Istana, neng ayo cepetan penumpang udah pada protes ini " kata Bang Bagus yang sudah melihatku dan Rico berjalan tak jauh dari tempat angkot Bang Bagus menunggu. Aku dan Rico pun segera masuk. ternyata penumpang angkot Bang Bagus hari ini banyak sekali. Aku membuka pintu depan tempat spesialku kali ini aku duduk berdesakan dengan Rico. Setelah kami berdua masuk Bang Bagus pun mulai menyetir mobil angutannya. Di dalam Aku bercerita banyak hal dengan Rico
" Kamu tahu enggak Co, dulu sampai sekarang Bang Bagus ini selalu setia nungguin Aku ya walau dia uda dimarain sama penumpangnya dan disuruh penumpangnya untuk segera berangkat tapi Bang Bagus tetep nungguin aku sampai Aku datang"
" Oh iya? wah Bang Bagus supir yang setia "
" Loch bener mas saya ini udah kayak sopir pribadinya neng Sekar aja kalau tak rasa-rasa"
" Hehe...bang bagus bisa aja "
" Emang kok Co, penumpang pertamanya saat pagi itu Aku dan kalau lagi jemput aku pulang sekolah Bang Bagus selalu ngelarang orang untuk duduk di depan karena kursi depan ini uda khusus buat aku. Jadi kayak lagu naik delman gitu. tapi bedanya ini naik angkutan umum.
Akupun nyanyi bareng bersama Bang Bagus. "Ku duduk disamping pak sopir yang sedang bekerja, menyetir mobil supaya baik jalannya hai..tuk..tik..tak..tik..tuk..tik..tak..tik..tuk..tuk..tik..tak.tik..bukan gitu suara ban mobilnya hahahahah"
tiba-tiba ada suara Pak sunaryo didalam angkutan
" Ya begitulah orang yang sedang dimabuk cinta, kemana mana bawaannya pingin cerita, pengen bercanda tawa bareng, kalau jauh kebayang-bayang"
Aku pun menoleh kebelakang
" Pak Sunaryo? kok naik angkutan umum?"
" Iya, motor Bapak rusak masuk bengkel tadi pagi"
"Oh gitu"
Pak Sunaryo pun ikut bercanda bareng bersama kami bertiga. Kehidupanku kembali normal. Dan usaha kue Ibuku berkembang pesat berkat bantuan Mama dan Papanya Rico. Aku masih sering berjualan kue disekolah, dan temen-temen juga masih beli kue-kue yang Aku jual. Kini teman-teman enggak menyebutku Kutu Buku Penjual Kue tapi sang Putri kerajaan Roti dan Ricolah pangerannya.

----------------------------------------------------Selesai-----------------------------------------------