Translate

Wednesday, 11 November 2015

cerita cinta islami-cerita fiksi

Kekasih Kiriman Tuhan



                   Namaku Daisy. Aku anak seorang pedagang. Usiaku kini 26 tahun. Aku bekerja di sebuah perusahaan tekstil bagian Keuangan. Status, kayaknya masih perlu dipertanyakan dan pertanyaannya adalah, sebenarnya tulang rusuk siapakah Aku ini?. Kedua orang tuaku kerap ingin menjodohkan Aku dengan orang yang dikenalkan oleh Pak Aswan. Pak Aswan adalah teman dari Papa dan Mama. Sudah lama beliau berteman dengan kedua orang tuaku. Pak Aswan sering memperkenalkan Aku dengan seorang laki-laki dan berusaha menjodohkan Aku dengan laki-laki itu, dari mulai orang pejabat, guru, pedagang sampai karyawan pabrik  tapi tak satupun orang yang Aku pilih.

                    Sore itu Pak Aswan datang lagi kerumahku dan seperti biasa beliau berniat untuk memperkenalkan Aku dengan seorang laki-laki dan menjodohkannya denganku.Ketika itu Aku baru pulang dari mushollah seusai sholat Ashar.  Pak Aswan datang dengan seorang laki-laki  yang kira-kira tingginya 165cm, kulitnya putih. Ku lihat laki-laki itu sedang menatapku dari arah jalan desa depan rumahku, Akupun segera menundukkan kepala dan langsung masuk kedalam rumah.
" Assalamu'alaikum "
salam Pak Aswan yang baru masuk kedalam halaman rumah kami. Aku melihat Pak Aswan dan laki-laki itu dari kejauhan didalam rumah.
" Wa'alaikumsalam, silakan masuk Pak "  jawab kedua orang tuaku dan mempersilahkan mereka masuk lalu duduk di kursi sofa ruang tamu kami.
" Ada perlu apa Pak Aswan?" tanya Papaku kepada Pak Aswan
" Ini saya mau memperkenalkan anak teman saya, namanya Adi. Ya barang kali aja cocok sama anak Bapak, Daisy"
Aku mendengar percakapan mereka dari dalam rumah dekat ruang tamu. Perjodohan lagi, perjodohan lagi. Udah kayak Siti Nurbaya aja, dalam hatiku berkata seperti itu.
" Nama Saya Adi, om ". Laki-laki itu coba memperkenalkan diri kepada Papaku, Aku intip dia sedang menjabat kedua tangan orang tuaku secara bergiliran dengan sangat sopannya juga mencium tangan kedua orang tuaku sebagai rasa hormat.
" Nak Adi, rumahnya mana?" tanya Ibuku.
" Saya tinggal di Desa Asemrowo "
" Oh dekat dengan rumah Pak Aswan berarti "
" Iya Tante, kira-kira lima rumah dari rumahnya Pak Aswan "
" Oh gitu, sekarang kuliah apa kerja ?" tanya mama lagi
" Sekarang kerja di pabrik kayu Surabaya Tante "
" Pabrik kayu to, Pa, Panggil Daisy kesini biar dia ngobrol sama nak Adi!"
" Iya Ma, akan ku panggil Daisy"
Aku bergegas ke kamar seolah-olah tidak tahu kalau ada tamu padahal tadi sudah menguping dan mengintip sedikit. Papa mendatangiku di kamarku dan mengetuk pintu kamarku yang ku kunci.
" Nak ada tamu"
Aku membuka pintu, dan bertanya kePapa seolah-olah aku tidak tahu siapa yang datang
" Siapa Pah ?"
" Om Aswan, sama nak Adi "
" Siapa Adi?"
" Anak laki-laki yang Pak Aswan mau kenalin ke kamu, anaknya lumayan cakep dia juga sopan, ayo temuin dia!!"
"Enggak mau Pah, kenapa sih Pak Aswan itu selalu mencoba jodohin Daisy? lebih baik Papah suruh Pak Aswan untuk buka biro jodoh dech! "
" Hust.. kamu jangan ngawur kalau ngomong, Pak Aswan itu orangnya baik"
"Abis Daisy kesel, Pak Aswan itu terus-terusan coba jodoh-jodohin, pokoknya Aku enggak mau di jodohin, Aku enggak mau temuin mereka "
" Daisy, ayolah nak keluar sebentar saja !"
Aku hanya terdiam dan tak menghiraukan Papah. Akhirnya Papah menyerah dan kembali ke ruang tamu tanpa bersamaku.
"Ma'af nak, Daisy masih malu kayaknya jadi dia enggak kesini". Kata Papa kepada Adi
" Oh gitu ya Om? Ya udah enggak papa " Adipun segera menjawab.
Aku pun kembali ketempat semula, menguping pembicaraan mereka. Mama dan Papah banyak bercerita tentang Aku ke Adi. Dan satu jampun berlalu Pak Aswan dan Adi pamit pulang. Aku kembali ke kamar. Papa dan Mama mendatangiku di kamar, ketika itu pintu terbuka ku sengajakan memang untuk tidak menutup pintu kamar.
"Daisy, kenapa kamu tidak mau menemui nak Adi tadi ?" tanya Mama dan duduk disampingku, aku yang sedang duduk diatas ranjangku yang empuk.
" Daisy enggak mau di jodoh-jodohin Ma"
" Apa kamu udah punya kekasih hati nak ?"
" Belum, pokonya Aku enggak mau dijodohin!"
" Apa salahnya nak? siapa tahu cocok dan kalian bisa menikah"
Aku hanya terdiam dan memasang raut muka yang masam. Ibu kembali menyambung perkataannya
" Temen-temen kamu kan juga banyak yang udah nikah, apa kamu mau menikah dengan urutan yang terakhir?
Aku hanya tetap terdiam, dalam hatiku berkata Ha? urutan terakhir? apa menikah itu ada urutannya? tentu tidak. Allah lah penentu segalanya hidup, mati, rizky bahkan jodoh tapi kita sebagi manusia juga harus tetap berusaha. Aku membuka mulutku dan berbicara ke Papa Mama.
" Bukannya begitu Pa Ma, Aku hanya merasa, Aku bukan orang yang tepat untuk dia "
" Ya sudahlah nak terserah kamu, semoga Allah memberikan jodoh seperti apa yang kamu inginkan "
" Amin". Jawabku didalam hati. Mereka pun pergi dari kamarku. Aku menutup pintu kamarku dan termenung sejenak didalam. Sudah 3 tahun ini Aku tak pacaran, memang Aku sengajakan untuk tak pacaran karena aku sadar pacaran itu dosa ya walaupun kita pacaran secara normal atau sehat tetap saja itu dosa. Dengan pacaran kita akan sering menghabiskan waktu kita hanya untuk dia, sering ketemu bertatap mata dan muka, berpandangan dengan orang yang bukan mukhrim kita itu juga termasuk zina mata tertera dalam surat An-nur ayat 30-31 yang artinya : " Katakanlah pada para lelaki yang beriman, agar hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Demikian itu lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah lebih mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah pada wanita yang beriman agar hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya ". Dalam hadits Rasulullah juga di jelaskan tentang menjaga pandangan kita yang artinya : " Berilah jaminan padaku enam perkara, maka aku menjamin bagi kalian surga. Jika salah seorang diantara kalian berkata maka janganlah berdusta, dan jika diberi amanah jangan berkhianat, dan jika dia berjanji janganlah menyelisihinya, dan tundukkanlah pandangan kalian, cegalah tangan-tangan kalian (dari menyakiti orang) dan jagalah kemaluan kalian.  Ada seorang penyair arab yang bertutur " Semua bencana itu bersumber dari pandangan, seperti api besar itu bersumber dari percikan bunga api, Betapa banyak pandangan yang menancap dalam hati seseorang, seperti panah yang terlepas dari busurnya, Bersumber dari matalah semua sumber marabahaya, Mudah beban melakukannya, dilihatpun tak berbahaya. Tapi, jangan ucapkan selamat datang kepada kesenangan sesaat yang kembali dengan membawa bencana.
               Empat tahun yang lalu aku berpacaran dengan kakak sepupu temanku namanya Dava. Kita sering ketemu dihari minggu untuk makan, ngobrol, bercanda tawa bareng, ke toko buku atau juga shopping. Sebagai seorang muslim kami tahu batasan-batasan kami yang belum jadi mukhrim  tapi kami tak lepas dari kata berpandangan. Dia sering memandangku dengan tatapan yang berlebihan namun aku selalu menundukkan kepalaku ketika dia memandangku seperti itu.  Dia belum pernah aku ajak main kerumahku. Kedua orang tuaku tahu kalau Aku punya pacar yang bernama Dava. Aku sering bercerita tentang Dava keorang tuaku dan orang tuaku merasa penasaran karena dari ceritaku menurut Papa Mama, Dava itu anak yang baik dan mereka ingin Dava main kerumah berkenalan dengan mereka, tapi aku belum siap untuk memperkenalkan Dava pada mereka. Setelah 10bulan kita berpacaran Dava pindah kerja di Jakarta, kita jadi jarang ketemu tapi kita tetap saling berhubungan lewat telfon, sms, media sosial twitter, facebook, BBM, What apps, hingga sebulan kemudian. Sore itu Aku dengar sepulang kerja dia kecelakaan dan meninggal. Aku yang mendengar ucapan temanku yang masih saudaranya itu dengan rasa sedih tapi juga tidak percaya padahal pagi harinya sebelum dia berangkat kerja aku masih Smsan sama dia dan kini Aku mendengar kabar bahwa dia telah tiada. Jasadnya dibawa pulang ke Surabaya sehari setelah Aku mendengar berita kematiannya, Akupun segera datang kerumahnya. Setibanya disana aku tergulai lemas, Aku tak percaya orang yang aku cintai sekarang ada dihadapanku tertidur dan memakai kain kafan. Padahal aku sudah siap untuk memperkenalkannya pada kedua orang tuaku setelah hubungan kita genap setahun.
                  Setelah kepergiannya hari-hariku pun terasa sepi. Aku ikhlas atas kepergiannya tapi kadang masih terbayang akan dirinya. Empat bulan setelah kepergiannya Aku coba untuk membangun hubungan dengan Samsul seorang perawat dirumah sakit umum. Sabtu malam Aku menjengguk teman kerjaku dirumah sakit umum namanya Sarah. Sudah 2 hari ini dia dirawat inap. Sarah sakit tifus. Satu jam sudah aku disana bersama Veni, dan juga Ella teman sekerja dan sama-sama satu bagian. Tiba-tiba telfonku berdering, ternyata Ibu yang telfon, Aku pun keluar dari kamar tempat Sarah dirawat dan mengangkat telfon karena jika Aku angkat didalam, Aku takut akan menganggu.
"Assalamu'alaikum Ma, ada apa?"
" Wa'alaikumsalam, kamu dimana sekarang nak?"
" Aku dirumah sakit, sedang jengguk Sarah. Dia sakit Ma kena tifus"
"Oh, kamu bisa enggak pulang sekarang ?"
" Ada apa Ma?"
" Uda kamu pulang sekarang, pokoknya penting kalau kamu enggak segera pulang kamu bakal nyesel"
" Tapi Ma, Ada apa ?"
" Assalamu'alaikum"
Mama tak menjawab pertanyaanku, beliau langsung mengucap salam begitu saja dan mematikan telfonnya. Aku segera pamit pulang kerumah pada teman-temanku.
" Teman-teman, Aku pulang dulu ya "
" Loch kok uda mau pulang ?" tanya Sara yang masih tiduran lemas dan masih ada infus ditangannya.
" Ia Sarah, maaf ya!!tadi aku dapat telfon katanya Aku disuruh cepat pulang, ada hal yang penting dirumah"
"Oh iya udah kalau gitu kamu pulang, hati-hati ya dijalan"
"Iya makasih Sarah, temen-temen maaf ya Aku pulang duluan, Assalamu'alaikum"
" Wa'alaikumsalam " mereka bertiga menjawab serempak
Aku pun bergegas pulang dengan tergesah-gesah. Aku khawatir sebenarnya ada apa dirumah?kenapa mama bilang aku akan menyesal kalau aku enggak pulang?hatiku terus bertanya-tanya.Aku berjalan dengan cepat menuju ke parkiran motor didepan dan ketika di lobi aku tak sengaja menabrak seorang perawat laki-laki yang membawa banyak obat-obatan dan suntik.
" Eh, maaf mas saya enggak tahu tadi saya buru-buru"
Aku meminta maaf pada perawat itu dan membereskan semua barang yang ia bawa dan yang aku bawa. Aku lupa menutup tas jadi barang yang ada di dalam taskupun terjatuh. Seusai membereskan semua barang yang tercelecer di lantai aku segera meninggalkannya tanpa berkata sepatah katapun. Aku bergegas menuju tempat parkir dan langsung mengemudikan motorku. Setengah jam kemudian Aku sampai rumah.
" Assalamu'alaikum"
" Wa'alaikumsalam.. Eh Daisy uda pulang " kata Mama yang menungguku di depan
" Ada apa Ma? Apa ada sesuatu yang buruk menimpa keluarga kita?"
Mamapun mengandeng Aku masuk dan membawaku keruang tamu.
" Ini loch Anton yang namanya Daisy, cantik kan?"
Aku masih binggung, sebenarnya apa yang terjadi? kenapa Mama tiba-tiba mengenalkanku dengan orang yang bernama Anton? siapa itu anton? yang mana dia, Lelaki tua itu atau laki-laki dewasa itu? Aku pun bertanya ke Mama dengan berbisik
" Ma, sebenarnya ada apa ini? siapa Anton?"
" Oh iya kamu belum tahu siapa Anton?" lalu Ibu memperkenalkan Aku dengan kedua laki-laki yang belum aku kenal itu.
"Kenalin, ini teman Mama sama Papa, namanya Pak Aswan "
Mama mengenalkan aku dengan Pak Aswan dari situlah kali pertama aku mengenal Pak Aswan dan ini yang pertama kali Pak Aswan mencoba untuk mengenalkanku dan menjodohkanku dengan orang yang sama sekali aku tak tahu asal usulnya. Akupun memperkenalkan diri Pada pak Aswan.
" Daisy,om "
" Daisy, nama yang indah, seperti nama bunga yang cantik, orangnya juga secantik namanya " kata om Aswan
Aku agak ilfill dengan perkataan Laki-laki tua ini sekaligus malu karena beliau mengucapkannya di depan Papa Mama.
" Makasih Om" sambungku.
" Oh iya, kenalin ini Anton, dia sering ikut mengaji ditempat saya " Pak Aswan memperkenalkan Anton padaku
" Oh jadi Pak Aswan ini ustad ?"
" iya, bisa disebut seperti itu "
Anton pun mengenalkan namanya padaku
" Anton"
"Daisy"
" Saya membawa Anton kesini bermaksud untuk memperkenalkannya dengan kamu nak Daisy, barang kali saja ada kecocokan antara kalian berdua?"
Aku diam dan berkata dalam hati " jadi aku pulang tergesa-gesa sampai nabrak perawat karena telfon dari mama yang aku kira ada sesuatu hal buruk yang menimpa keluarga kita ternyata adalah sebuah perjodohan? konyol, sangat konyol "
Aku hanya tersenyum pada Pak Aswan.
Anton banyak bercerita tentang dirinya, dia bercerita bahwa dia adalah seorang pejabat kota, dia bercerita panjang x lebar soal kehidupannya. Aku tak terlalu menghiraukannya Aku hanya duduk diam dan senyum mendengar ceritanya. Dia banyak bertanya padaku tapi aku terus menjawabnya dengan jawaban singkat. Jujur Aku enggak suka dengan seorang laki-laki yang banyak bicara. Aku suka dengan laki-laki yang beriman, sholatnya giat, ngajinya rajin, enggak banyak omong giat bekerja dan bertanggung jawab.
Tak terasa sudah dua jam mereka dirumah kami dan mereka pun segera pamit pulang begitu mereka pulang aku bergegas untuk mandi lalu bersiap sholat maghrib. Aku selalu pergi ke mushollah yang tak jauh dari rumahku untuk sholat. Seusai sholat Fardhu aku selalu berdo'a untuk kedua orang tuaku, untuk diriku, teman-temanku dan untuk Dava, do'aku tak pernah terlewat untuk Dava. Setelah sholat maghrib aku tak pulang dulu, kusempatkan di mushollah untuk membaca Al-qur'an sambil menunggu waktu sholat Isya'. setelah sholat isya' aku pulang dan langsung menuju ke kamar, ada pekerjaan kantor yang mau aku selesaikan dirumah dan biasanya aku mengerjakannya sambil mendengarkan musik dari HP. Aku membongkar seluruh isi tasku dan ternyata aku tidak menemukan dompet beserta hpku aku kebingunggan Aku tanya ke mama.
"Ma, apa Mama enggak lihat hp Daisy?"
"Kamu ini gimana sih nak, kan kamu sendiri yang punya hp dan kamu sendiri yang simpan hpnya, jangan-jangan kamu lupa naruhnya, kan kamu pelupa "
"Enggak Ma, dari tadi daisy itu belum pegang hp "
"terus dimana donk hpmu?"
aku pun berfikir, dan aku ingat.
"Mungkin jatuh saat tadi tabrakan?"
"Ha? kamu ketabrak ? Kamu enggak papakan nak?"
" Enggak papa kok ma, tadi daisy itu buru-buru, habis angkat telfon dari Mama, Daisy langsung pulang, Aku pikir dirumah ada sesuatu hal buruk yang terjadi eh ternyata perjodohan, terus waktu di rumah sakit itu aku nabrak perawat laki-laki yang bawa obat-obatan dan suntik semua barangku dan barang yang ia bawa jatuh berserakan dilantai, mungkin jatuh disitu"
" Ya ampun nak, Mama minta maaf ya karena uda buat kamu tergesah-gesah"
"Iya kok Ma enggak papa, tapi lain kali Mama harus bilang alasannya kalau Daisy Mama suruh pulang cepet "
"Iya nak"
" Ma, pinjem hpnya donk, Daisy mau telfon nomor hp Daisy, semoga penemunya mau ngembaliin dompet dan hpku "
Belum sempat aku menelfon, bel rumah kami berbunyi. Aku segera membukakan pintu
" Assalamu'alaiku "
"Wa'alaikumsalam, loch bukannya kamu perawat yang tadi sore kan ?"
" Iya mbak"
" Silahkan masuk " aku mempersilahkannya masuk dan mengajaknya duduk di ruang tamu.
"Kok tahu rumah aku ?" tanyaku ke perawat laki-laki itu.
"Tadi dompet mbak jatuh waktu tabrakan sama saya, terus saya buka ternyata ada KTP mbak trus saya cari  alamat rumah mbk ternyata ketemu, ini mbak dompet dan hpnya isinya masih utuh kok "
"makasih ya, eh mau minum apa ni?"
" enggak usah mbak saya langsung pamit "
Satu jam setelah dia pulang Aku mendapat SMS dari Samsul. Aku sempet binggung siapa samsul ini kok tiba-tiba ada yang namanya samsul di kontak hpku? ternyata samsul yang sms aku adalah perawat laki-laki yang mengembalikan dompet berserta hpku. Sebelumnya dia telah mencatat nomor telfonku di hpnya dan dia pun mencatat nomor telfonya di hapeku. Begitulah awal mula Aku kenal dengan Samsul. Kita semakin dekat hari demi hari dan akhirnya dia nembak aku dan kita jadian. Semenjak aku jadian sama Samsul, Mama Papa tidak pernah menanyakan soal Anton orang yang di jodohkan denganku. Enam bulan sudah kita pacaran ternyata yang awalnya manis sekarang jadi pahit. Dia sering sibuk dengan pekerjaannya dan jarang datang ke rumahku atau menghubungiku. Tiap kali Aku sms, Aku telfon atau Aku chat sama sekali enggak direspon. Inilah yang semakin membuat hubungan kita renggang. Aku coba datang kerumah sakit dan bertanya tentang Samsul kepada salah satu orang perawat. Kata perawat itu samsul pindah ke Banyuwangi dan dia sekarang sudah menikah dengan orang sana katanya sih dia di jodohkan oleh kedua orang tuanya. Dua bulan Aku menunggu kabar dari Samsul dan semua sia-sia.Orang yang Aku sayangi kini telah menjadi suami orang. Sejak saat itulah Aku tak pernah lagi pacaran.

              Ketika sedang jalan-jalan sendiri dan berpapasan dengan orang yang berpasangan terkadang aku merasa iri. Mereka bisa duduk bersama, ngobrol, bercanda tawa dengan orang yang mereka sayang, sementara kini aku sendirian tak ada kekasih yang menemaniku ketika aku jalan, tak ada orang spesial yang diajak berbagi cerita dan tertawa bersama. Setelah aku pikir-pikir, buat apa juga aku merasa iri dengan mereka para sweet couple, kan setiap mahkluk diciptakan berpasang-pasangan dan lebih baik aku iri dengan orang yang imannya kuat, berusaha menjadi muslimah yang lebih baik dan lebih dekat dengan sang khalik. Sekarang Aku pingin pacaran setelah menikah, aku enggak pingin pacaran sebelum menikah. Tiap hari Aku selalu berdo'a pada sang Maha Kuasa supaya aku segera dipertemukan dengan jodohku. Di pertemukan dengan cara yang indah tanpa pelantara manusia seperti perjodohan dan sejenisnya. Ketika tenggah malam tiba, Aku selalu bangun dan mengerjakan sholat sunnah sholat tahajut, sholat taubat, sholat hajad, untuk berdo'a dan memohon pada Allah.
" Ya Alloh, Ya Tuhanku. Jika pendampingku telah engkau lahirkan. Gerakkanlah hatinya untuk menujuku. Pertemukanlah kami dalam sebaik-baiknya pertemuan untuk menuju RidlaMu. Karena Engkaulah yang berhak atas hati hamba-hambaMu, dan Engkau yang juga berkuasa membolak-balikkannya. Bila dia jauh dekatkanlah. Ikatkan hati kami dalam ikatan karenaMu. Tautkan hatiku dengan hatinya yang sama-sama mengharap dan mendambakan ridloMu. Ya Rabb, ku yakin bila sa'atnya menghampiri, pasti kebahagian itu aku dapati. Mohon beri aku ketabahan dan kesabaran dalam penantianku. Ya Allah kirimkanlah dia yang dapat membawa kebaikan, baik bagi duniaku, akhiratku dan juga agamaku. Agar kami bisa sama-sama berjama'ah tuk menujuMu. Bimbinglah hati kami,kuatkanlah hati kami. Penuhilah dengan rahmat dan kasih sayangMu. Amin"
Hari demi hari Aku berdo'a dan memohon kepada Sang Khalik. Tiada harapan yang sia-sia bila harapan itu kita tujukan untuk sang pencipta, karena Dialah yang Maha Kuasa, Dialah pemilik segalanya, seluruh apa yang ada didunia ini.

Satu Tahun Kemudian..

Tak terasa usiaku sudah menginjak 27tahun. Aku terus bersabar dalam penantianku. Seminggu lagi akan ada pengajian akbar di desaku. Sebelum pengajian akbar tersebut berlangsung, warga desa merayakannya dengan banyak acara mulai dari mengadakan bazar, perlombaan menghafal Al-Qur'an, lomba adzan, hingga pasar malam. Acara penyambutan itu berlangsung sangat meriah. Alhamdulillah toko kedua orang tuaku juga ikut ramai. Banyak orang yang membeli barang di toko Papa Mama. Aku tak ambil diam, aku yang baru pulang kerja sore itu langsung mandi dan sholat.Walaupun toko kami dalam keadaan ramai, kami tetap ingat sholat lima waktu. Sholat lima waktu itu kewajiban kami para orang muslim, jadi sesibuk apapun kami akan selalu mengerjakannya. hari ini aku sholat ashar dirumah karena aku ikut membantu kedua orang tuaku untuk melayani pembeli. Ketika itu ada pelanggan laki-laki yang datang ketoko papa mama. Aku pun melayaninya dengan ramah.
" Assalamu'alaikmu " salam laki-laki itu
"Wa'alaikumsalam, mau beli apa mas?"
" Saya mau beli air mineral dua kardus mbak "
" air mineral yang gelasan apa botol mas?"
" yang gelas mbk "
Begitu ramai toko papa mama. Ada yang beli air mineral, snack, alat-alat tulis, pulsa dan lain-lain. Sa'at maghrib tiba toko kami agak sepi pengunjung jadi aku bisa sholat di mushollah. Seusai sholat dan berwirid disana seperti biasa aku menyempatkan waktu untu membaca al-qur'an sambil menunggu waktu sholat isya'. seusai sholat isya' dan berwirid aku bergegas pulang, tapi ternyata aku tidak bisa bergegas pulang karena sandalku hilang, aku mencari diseluruh halaman mushollah dan tidak ketemu. Hanya ada satu sandal yang tersisah tapi itu bukan sandalku, mungkin sandalku tertukar. Akhirnya aku pulang dengan tidak memakai sandal. Sa'at beberapa kali aku melangkahkan kakiku dan keluar dari dalam mushollah ada suara laki-laki yang memanggilku dan menghampiriku.
" Mbak...Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam mas" aku menghentikan langkahku.
"Loch, mbak bukannya orang yang tadi jualan di toko ?"
"Kok mas tau?"
"Iya tadi saya beli air mineral dua kardus ditoko mbak, mbak lupa?"
"Oh, yang tadi sore? Iya mas ma'af saya lupa, soalnya tadi banyak sekali yang beli "
"Iya mbak, enggak papa"
dia melihat kakiku. aku yang berjalan dengan tidak memakai sandal
"Loch mbak, kok enggak pakai sandal?"
" Iya, tadi berangkatnya pakai sandal, terus sa'at pulangnya aku cari-cari ternyata sandalku enggak ada. Sebenarnya sih masih ada satu sandal disana tapi itu bukan milikku, mungkin sandalku ketuker dengan sandal itu "
" Kenapa mbak enggak pakai sandal itu saja?"
"Enggak mas, itu kan bukan sandal aku. jadi aku enggak berhak untuk memakainya"
"Oh gitu? ya sudah mbak pakai sandal aku saja "
dia melepas sandalnya dan menyerahkannya padaku untuk kupakai
"enggak mas, saya pulang gini aja enggak papa"
" enggak papa kok mbak, pakai saja, ya jangan sampai kalau ada serpihan kaca pecah yang sampai mengenai kaki mbak "
" terus, kalau aku pakai, masnya gimana?"
"enggak papa, kalau laki-laki terluka itu hal yang biasa, kalau perempuan janganlah kalau sampai terluka. Udah mbak pakai saja sandalnya"
Aku pun memakai sandal laki-laki itu. " Makasih mas "
"sama-sama mbak, boleh saya tahu nama mbak siapa ?"
"Nama saya Daisy mas, kalau mas namanya siapa ? "
"Nama saya Ashar mbak"
"Mas Ashar to namanya, eh mas panggil saya daisy saja ya "
"Loch kok gitu mbak bukannya lebih enak panggil mbak daisy? memang umur mbak berapa tahun ?"
" tahun ini, saya berusia 27tahun, kalau kamu berapa ?"
" lebih tua saya, saya 29tahun, ya sudah saya panggil Daisy saja kalau gitu"
" Kalau saya panggil mas Ashar ya, kan lebih tua mas Ashar dari pada saya "
"Iya Daisy, enggak papa, kamu kerja apa kuliah ?"
" Aku kerja di perusahaan tekstil di surabaya bagian keuangan"
" wah acounting ya ?, kalau saya pendekorasi panggung untuk pengajian kiai H. Anshori, saya ikut orang , kalau ada yang ngajak kerja ya kerja, kalau enggak ada ya nganggur dirumah, asal saya dari Jakarta  "
" Oh gitu, lah terus tadi beli air mineral banyak untuk apa ?"
" itu disuruh pak kades  katanya ada kekurangan untuk air mineral sa'at acara nanti, sa'at pengajian nanti akan ada banyak tamu, wali kota, gubernur juga datang, katanya sih begitu "
"Ya, aku dengar juga begitu, kiai H. Anshori memang terkenal. ceramahnya juga enak di dengar, beliau menyampaikannya dengan lucu tapi juga serius dan banyak hal yang bisa dipelajari dari ceramah itu, eh kamu enggak sibuk mas? kalau enggak sibuk, ayo mampir kerumahku sebentar, biyar nanti sandalnya bisa langsung mas bawa pulang "
" Baiklah kalau boleh, bertamu kerumah orang kan juga dapat pahala "
kami pun melanjutkan perjalanan kami. Dia mampir sebentar kerumahku dan berbincang-bincang bersama aku, papa dan mama. Setiap usai sholat isya' di mushollah, kami selalu berjumpa saling menyapa tanya kabar dan berbincang sebentar lalu pulang ketempat masing-masing.

            Hari cepat sekali bergulir. Acara pengajian umum kiai H. Anshori berlangsung hari ini pada jam setengah delapan malam . Setelah sholat Isya' aku segera datang ke acara pengajian tersebut bersama kedua orang tuaku. Aku dari tadi mencari Ashar tapi tidak ketemu, apa dia sudah kembali ke Jakarta ? tapi tidak mungkin kan acara pengajian ini baru dimulai. Pada jam setengah 12 acara pengajian ini baru usai. Kami sekelurga pulang bersama lalu sesampainya di rumah kami langsung istirahat.Pada jam 4 pagi kami bangun dan segera mandi bergantian lalu sholat berjama'ah di musollah, ternyata aku masih belum melihat Ashar, dia yang biasanya sholat berjama'ah di mushollah, kini tak kulihat lagi dia. Matahari bersinar cerah langit yang gelap kini telah menjadi terang. Matahari mulai menyingsing, menyinari bumi. Hari ini hari minggu, aku libur kerja dan biasanya kalau libur kerja aku selalu membantu Papa Mama berjualan.Toko kedua orang tuaku tak pernah libur kecuali hari raya dan ada keperluan pribadi. Tiba-tiba Ashar datang.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam "
" Mau beli apa Mas Ashar?"
" Saya ada perlu dengan Kedua orang tuamu, dan kamu Daisy ".
" Oh begitu?? Ya uda silahkan masuk kedalam rumah!lewat pintu samping ya!!"
Aku suruh Bi Ijah untuk menunggu toko. Bi Ijah adalah pembantu setia di keluarga kamu.Beliau adalah satu satunya pembantu yang kami punya dan beliau sudah bekerja 11tahun di keluarga kami. Aku segera memanggil papa dan mama yang ketika itu sedang duduk nonton tv di ruang santai. Aku menyuruh mereka untuk datang keruang tamu dan menemui Ashar. Sementara Papa dan Mama menuju ruang tamu, Aku segera kedapur untuk membuatkan minum Ashar.
" Oh ada nak Ashar " kata papa
" Iya om, tante. Assalamu'alaikum"
" Wa'alaikumsalam " jawab papa dan mama. mereka duduk di sova berhadap-hadapan dengan Ashar.
" Kemarin kemana nak, kok enggak kelihatan?? " tanya ibu penasaran
Aku yang datang dari dapur dan membawa minuman untuk Ashar langsung menawarinya minum dan duduk di samping mama
" Silahkan diminum mas !! "
" Iya...Makasih Daisy "
Ashar meminumnya sedikit lalu menjawab pertanyaannya mama
" Iya.. om tante kemarin ada keperluan sebentar "
" Oh jadi gitu, pantas kemarin tak cari-cari kok endak ada. Aku kira Mas Ashar sudah balik ke Jakarta ?"
Ashar tersenyum kepadaku dan menjawab " Belum kok Daisy, kemarin saya ada perlu sebentar ya masih di daerah Surabaya juga "
" Terus maksud kamu datang kesini untuk apa nak ? kok kelihatannya serius sekali, kata nak Daisy kamu ada perlu sama om, tante dan juga Daisy ? ada perlu apa memang ?" Tanya papa ke Ashar
Aku melihat tangan Ashar gemetaran. Aku juga heran tak biasanya aku melihat dia grogi seperti ini
" Itu om, tante, eeee..... saya ingin meminang anak om, Daisy "
Aku terkejut mendengar perkataan yang keluar dari mulut Ashar tapi juga sekaligus tidak percaya. Kita kan baru kenal seminggu masak sudah mau di lamar???
" Tapi kalian kan baru saling mengenal ?" tanya mama
" Iya tante, saya dan Daisy memang baru saling mengenal tapi saya yakin Daisy adalah jodoh saya"
Tiba-tiba ada yang mengetok pintu dan mengucap salam
" Assalamu'alaikum "
" Wa'alaikumsalam, Pak kiai??silahkan masuk Pak Kiai!!!"
Perintah papa kepada tamu yang baru datang. Ternyata tamu yang datang itu adalah Pak Kiai H. Anshori. Aku heran, kenapa Pak Kiai datang kerumahku ??? Beliau langsung duduk di samping Ashar. Aku, Mama dan Ashar menyalami beliau.
" Ma'af sebelumnya ada keperluan apa Pak Kiai datang kerumah kami?" tanya papa
" Jadi begini, saya kesini datang mewakili orang tua keponakan saya untuk melamar Daisy"
" Keponakan ??? maksud Pak Kiai, Ashar ini keponakannya Pak Kiai?"
" Iya. Ashar adalah keponakan saya "
" Ashar kok enggak pernah cerita kalau dia keponakannya Pak Kiai?"
" Iya... saya ingin Pak kiai saja yang beritahu om "
" Ashar ini anaknya baik. Selain jadi ustad dia juga punya usaha jasa dekorasi " tandas pak kiai
" Loch.. jadi mas Ashar ini bosnya to? gitu kok katanya mas Ashar kerjanya ikut orang? " tanyaku sepontan ke Ashar.
" Iya benerkan Daisy, aku kerjanya ikut orang, kalau enggak ada yang order untuk mendekorasi ya enggak kerja, aku enggak bohong Daisy, aku ngomong apa adanya mungkin cara ngomongnya yang agak salah sehingga buat kamu salah mengerti. Ma'af ya Daisy "
" Iya enggak papa kok mas Ashar "
" Lantas apa yang membuatmu ingin melamar Anak kami, Daisy? " tanya mama lagi
" Sebenarnya saya datang kesini bukan tanpa alasan karena biasanya kalau ada pekerjaan mendekor hanya pekerjalah yang datang ke lapangan, saya datang kesini karena saya mendapatkan sebuah mimpi. Mungkin ini petunjuk dari Allah atas do'a-do'a dan permohonan yang tlah saya panjatkan untuk sang Khaliq. "
" Jadi kamu mimpi bagaimana nak ?" tanya mama penasaran
" Sebulan sebelum pengajian dimulai saya bermimpi ada disebuah desa dimana Pak Kiai datang untuk mengisi acara tersebut. Saya bermimpi menginap selama seminggu disana.Ketika saya shalat di Mushollah, saya mendengar suara seorang wanita sedang mengaji. Suaranya sangat merdu tak pernah saya dengan seseorang membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an seindah itu sehingga hati saya bergetar sa'at mendengarnya. Saya menunggu dia sampai selesai membaca dan pulang. Ketika dia pulang saya mengikutinya dari belakang, saya ingin tahu siapa dia, dari mana asal usulnya, dimana tempat tinggalnya, anak siapa dia ? tapi langkah wanita itu sangat cepat sehingga saya kehilangan dia ditengah perjalanan dan saya tersesat. Saya yang baru datang didesa itu tak tahu arah jalan saya menoleh ke kanan dan kiri tidak ada orang sama sekali hingga akhirnya ada ular di belakang saya dan mencoba untuk mengigit kaki saya, saya yang mengetahui itu langsung berlari dan sempat sesekali mencoba untuk menghadapi ular itu dan membunuhnya tetapi ular itu tidak mati. Hingga pada di sebuah rumah yang berwarna hijau keluarlah wanita tadi dia langsung membunuh ular itu hingga mati tapi belum sempat ku tahu wajahnya dan belum sempat aku bilang terima kasih kedia, saya sudah terbangun."
Entah kenapa aku merinding mendengar cerita Ashar, apakah aku yang ada dalam mimpi Ashar ??? hatiku terus bertanya-tanya.
" Lantas apa hubungannya anak kami dengan cerita mimpimu tadi nak Ashar?" tanya mama
" Saya yakin bahwa wanita itu adalah Daisy, karena suara wanita itu mirip denga suara Daisy sa'at mengaji, saya tahu ini hanya mimpi tapi mungkin juga ini petunjuk dari Allah atas do'a saya karena saya ingin dipertemukan dengan jodoh saya, dan ma'af mungkin juga terlalu cepat untuk melamar anak om dan tante tapi saya hanya ingin mengharapkan keridhoan Allah. Saya ingin berlabuh dalam cinta yang diridhoi-Nya. Itu juga kalau om, tante dan Daisy setuju dengan lamaran saya. Kalau Daisy setuju Alhamdulillah saya sangat senang.Kalau Daisy setuju dan belum siap pernikahan ini bisa dilakukan setelah Daisy siap, saya bersedia menunggu sampai Daisy siap. Tapi apabila Daisy tidak setuju juga tidak apa-apa, saya tidak memaksa, pernikahan itu bukan hanya menyatukan antara dua hati yang berbeda tetapi juga menyatukan dua keluarga, keluarga saya dan keluarga Daisy. Abah dan Umi saya sudah meninggal,sejak kecil saya di rawat oleh paman saya Pak Kiai H. Anshori. Beliau dan istrinya sudah seperti Abah dan Umi saya sendiri "
Begitulah kata Ashar hatiku semakin bergetar mendengar kata-kata Ashar. Mungkinkah dia jodohku? Jodoh yang selama ini aku nanti?? Ya Allah jika ia memang jodohku biarkanlah aku menjawab sebuah kepastian untuk dia dengan benar, karena aku tak tahu apa yang engkau rencanakan dan hatiku sekarang sedang binggung
" Ya begitulah Pak, Bu... Ashar sudah seperti anak saya sendiri. Jadi apa diterima lamaran Ashar ? " Tanya Pak Kiai
Ashar mengeluarkan cincin dari dalam sakunya. Perasaanku semakin tidak karuan.
" Kalau itu saya pasrahkan saja dengan anak saya Daisy, kan dia yang akan menjalani semuanya ?"
 Aku tetap terdiam mendengar perkataan mama yang memasrahkan jawabannya padaku hingga aku menjawab dengan terbatah batah dan gemetar sesaat karena grogi
" Sa...Saa...yaa...Saya mau menerima lamaran mas Ashar pak kiai, insyaalloh saya akan menjadi istri yang baik untu mas Ashar ".
" Alhamdulillah " kata Ashar dan pak kiai.
Aku melihat senyuman bahagia dari Ashar karena aku menerima lamarannya, dia memasangkan cincin di jari manisku. Aku pun tersenyum bahagia begitu pula dengan papa mama dan pak kiai.
" Saya akan jadi imam yang baik untukmu Daisy " Kata Ashar padaku
" Amin " aku, papa, mama dan pak kiai mengaminni perkataan Ashar bersama
" Eh, Daisy kamu kok belum buatin minum untuk pak kiai ? ayo cepat buatin saya!! " suruh mama kepadaku. ku juga lupa kalau pak kiai belum aku buatin minum dari tadi
" Oh iya pak Kiai, ma'af kan saya !!!" coba ku meminta ma'af pada pak kiai
" Oh .... enggak usa repot- repot saya sudah siapkan semuanya sentar lagi datang "
" Siapkan apa pak kiai ?" tanya papa
tak lama kemudian ada suara klakson mobil dari arah depan rumah. ternyata itu adalah mobil pesanan makanan. Pak kiai sudah memesan banyak makanan dan minuman untuk acara lamaran ini. Subkhanaalloh dilamar secara tiba-tiba dan sudah dipersiapkan pula semuanya.

               Dua bulan kemudian aku menikah dengan mas Ashar. Terima kasih Ya Alloh karena Engkau telah mengabulkan semua do'a-do'aku. Dan terima kasih Kau telah berikan Imam yang baik dan sesuai apa yang aku inginkan.


------------------------------ SELESAI --------------------------------

No comments:

Post a Comment